agregasiJAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Silaturahmi Penyuluh Agama se-Jawa Tengah yang digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang. Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, bahwa agama dan negara harus dapat berjalan beriringan dan saling memperkukuh, bukan untuk saling dipertentangkan. “Negara memberikan perlindungan dalam berkeyakinan dan agama Hidup adalah perjuangan ya sobat, hidup butuh uang untuk mencukupi segala kebutuhan dan mencapai sukses menurut islam, tak ada yang mengingkari mengenai hal tersebut. Manusia yang paling tentu yang bisa berusaha sendiri memenuhi kebutuhannya dengan berjuang semampu yang ia bisa, tidak tergantung pada orang lain baik itu tergantung pada orang tua atau pada orang lain yang dirasa lebih sebagai manusia jauh lebih bahagia jika mampu berusaha sendiri mencukupi segala kebutuhan untuk menjadi orang yang sukses dan bahagia dengan cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an, terlebih jika tidak hanya kebutuhan sendiri yang tercukupi melainkan ikut membantu orang tua dan bermanfaat bagi orang lainnya sehingga bisa menjadi jalan pahala yang lebih besar sobat, kita semua tentu tahu, tiap orang memang punya rezeki masing masing, rezeki itu bukanlah takdir yang tidak bisa diubah, namun rezeki itu adalah nasib yang bisa berubah sesuai apa yang diusahakan dan kehendak Allah sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hambaNya tentunya. Untuk bisa mencapainya, tiap orang memiliki jalannya sendiri, ada yang mungkin sudah memiliki keberuntungan dan mendapat pekerjaan yang nyaman, ada pula yang harus bekerja keras seharian hingga sekujur tubuh terasa lelah di akhir sobat, apapun jenis pekerjaan yang dilakukan selama itu halal termasuk istri bekerja menurut islam, nantinya akan menjadi jalan pahala dan jalan keberkahan, orang yang bekerja keras amat disukai dan disayangi oleh Allah tentunya dengan tetap melibatkan Allah dalam setiap usaha dan doa ya sobat, bagi sobat semua yang saat ini masih terus berusahamencapai masa depan yang lebih baik dan membahagiakan orang orang yang disayangi harus terus bersemangat dan terus rajin bekerja agar mencapai keluarga bahagia menurut islam yang memiliki kecukupan dalam segala hal, sebab terdapat 15 Pahala Bekerja dalam Islam yang semuanya berisi tentang pahala besarnya dan manfaatnya untuk dunia dan akherat, yuk sobat simak lengkapnya agar kita semua lebih semangat lagi mengumpulkan rezeki yang halal. 1. Mendapat Hasil Sesuai yang Diusahakan“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusaha­kan­nya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan kepa­da­nya. Kemudian akan diberi bala­san kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”. QS. An-Najm 39-41.Tiap orang mendapat apa yang sesuai dilakukannya ya sobat, yang rajin dan tekun pasti akan sukses dan bahagia dan memiliki rezeki yang berkah dan melimpah, yang malas dan sombong, walaupun memiliki segalanya, lambat laun akan hilang juga karena apa yang dilakukannya, jangan lelah dengan apa yang diusahakan, tetap berusaha dan terus berdoa memohon keberkahan rezeki pada Allah. 2. Mendapat Perlindungan AllahAl-Ankabut ayat 69 “Dan orang-orang yang berji­had untuk mencari keridhaan kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. Jangan takut untuk bekerjakeras dan berusaha ya sobat, siapa saja yang bekerja keras di jalan Allah selalu dalam lindunganNya dan selalu dalam keberkahannya sehingga apa yang diusahakan tidak akan ada yang sia sia sebab usaha sungguh sungguh adalah jalan terbaik untuk mendapat banyak rezeki. 3. Pahala Keberkahan HidupAlqu­ran Surah Alimran ayat 79 “Tidak wajar bagi seseorang manu­sia yang Allah berikan kepa­danya Al kitab, hikmah dan kena­bian, lalu dia Ber­kata kepada manu­sia “Hendak­lah kamu men­jadi pe­nyem­bah-pe­nyem­bahku bukan penyembah Allah.” akan tetapi Dia berkata “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabba­ni, Ka­rena kamu selalu menga­jarkan Al Kitab dan dise­bab­kan kamu tetap mempelajarinya. 4. Pahala Amal ShalehAlquran surah fushilat ayat 33 “Siapakah yang lebih baik perka­taannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, menger­jakan amal yang saleh, dan berkata “Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” 5. Pahala Berusaha Sungguh SungguhQS Jumuah ayat 10 “Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Pahala bekerja dalam islam didapatkan atau dapat dilakukan dengan usaha sungguh sungguh dan tak lupa berdoa pada Allah ya sobat. 6. Pahala Membahagiakan KeluargaLuqman ayat 14. “Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah me­ngan­­dungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”. 7. Pahala Ketika Merasa Lelah“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka” At Taubah ayat 111. Nah sobat, apa yang diusahakan, segala lelah dan segala kegigihan dalam menghadapi ujian untuk mendapat rezeki yang berkah nantinya akan diganti oleh Allah menjadi surga. Jadi pastikan sobat memiliki pekerjaan yang halal apapun itu dan niatkan untuk bekerja dari ati, bekerja karena Allah. 8. Jauh dari Api Neraka“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai perintah Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” A-Tahrim/66 6 9. Pahala Melewati Ujian dalam Bekerja“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” Al Baqarah ayat 155. Jelas ya sobat, setiap manusia pasti memiliki cobaan dalam hidupnya, tak perlu bersedih hati, cobaan adalah bagain dari kenikmatan Allah dimana dari cobaan itu Allah meneydiakan jalan untuk ke surga, tentu harus disyukuri ya sobat, tidak semua orang bisa mendapat jalan ke Mendapat Pakaian Terbaik di Surga“Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian teramat indah yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi. Keduanya bingung dan bertanya ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka “De­ngan kesabaranmu dalam menga­jarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.” Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup. Rasulullah saw bersabda “Pahala­mu sesuai dengan kadar lelahmu.” 11. Dekat dengan AllahSuatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berko­mentar “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergu­nakan­nya di jalan Allah.” Rasulullah saw menjawab “Apa­bila dia keluar men­cari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesom­bongan, maka dia di jalan setan.” Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb. 12. Dosa Dosa Diampuni Sepanjang Hari“Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua tangannya pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah” HR Ahmad. Nah sobat, ketika sepanjang hari sobat lelah bekerja hingga mungkin seluruh kaki dan tangan terasa pegal, jangan mengeluh di malam harinya, melainkan syukuri apa yang ada yakni masih mendapat kekuatan dari Allah untuk bekerja dan pada malam itu dosa dosa sobat diampuni sehingga menjadi hamba yang mulia di sisiNya. 13. Pahala Sama dengan Mujahid“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil profesional atau ahli. Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.” HR Ahmad. 14. Pahala Melakukan Kewajiban Kedua Setelah Shalat“Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu seperti salat, puasa, dan lain-lain” HR ath-Thabrani dan al-Baihaqi. Ternyata bekerja keras adalah kewajiban ya sobat, yakni yang utama setelah shalat fardhu, tentu sudah terbayang berapa besar paalanya jika dilakukan dengan sungguh sungguh ya sobat, sebab itu tetap berusaha dan jangan lelah berdoa agar menjadi orang yang lebih baik. 15. Pahala Bersusah Payah Mendapat Rezeki Halal“Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hamba-Nya bersusah-payah lelah dalam mencari rezeki yang halal.” HR. Ad-Dailami.Demikian yang dapat disampaikan penulis, jika sudah menjadi orang sukses, tentunya tak boleh lupa dan sombong ya sobat, nasib bisa berubah kapan saja dan segalanya hanya titipan jadi tak ada yang perlu disombongkan. Tetap menjadi pribadi yang sederhana, rendah hati,dan bermanfaat bagi orang lain appaun status sosial dan apapun yang sedang dititipkan Allah pada kita saat ini. Setuju ya sobat? oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya. Semoga kita semua senantiasa mendapat rezeki yang berkah dunia akherat. Aamiin. Terima kasih.
Contohnya salat, puasa, haji. Kedua, ibadah sosial ( muta'adiyah) yang berkaitan dengan amalan yang manfaatnya berdampak pada orang lain, seperti menyantuni anak yatim, mengobati orang sakit, membantu orang yang terkena musibah, dan lain sebagainya. Secara ideal, sejatinya kedua ibadah tersebut dijalankan secara beriringan.
Ilustrasi orang yang sedang bekerja. Foto pixabaySetiap kegiatan yang kita lakukan hendaknya selalu diiringi dengan doa. Ini dilakukan supaya keberkahan Allah SWT senantiasa menyertai kita. Salah satu kegiatan yang tidak pernah terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari adalah bekerja. Setiap umat Muslim perlu mengetahui adab dan doa dalam bekerja. Berikut bacaan doa dan adab dalam bekerja menurut ajaran Sebelum Bekerja dan AdabnyaDalam Islam, bekerja adalah salah satu bentuk ibadah. Untuk itu, ada baiknya sebelum bekerja diawali dengan doa agar rezeki yang diperoleh semakin إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ وَعَطَائِكَ رِزْقًا طَيِّبًا مٌبَارَكًا، اَللَّهُمَّ إِنَّكَ أَمَرْتَ بِالدُّعَاءِ وَقَضَيْتَ عَلَىَّ نَفْسَكَ بِالْاِسْتِجَابَةِ وَأَنْتَ لَا تٌخْلِفٌ وَعْدَكَ وَلَا تٌكَذِّبُ عَهْدَكَ اَللَّهُم مَا أَحْبَبْتَ مِنْ خَيْرٍ فَحَبِّبْهٌ إِلَيْنَا وَيَسِّرْهُ لَنَا وَمَا كَرَهْتَ مِنْ شَئْ ٍفَكَرِهْهُ إِلَيْنَا وَجَنِّبْنَاهُ وَلَا تُنْزِعْ عَنَّا الْإِسْلَامَ بَعْدَ إِذْ أَعْطَيْتَنَاAllahumma innii as'aluka min fadhlika wa athaa'ika rizkan thayyiban mubaarakan. Allahumma innaka amarta bid du'aa'i wa qadhaita alayya nafsaka bil istijaabah wa anta laa tukhlifu wa'daka wa laa tukadzzibu ahdaka. Allahumma ma ahbabta min khairin fa habbibhu ilaina wa yassirhu lanaa wa maa karahta min syaiin fa karihhu ilaina, wa jannibnaahu wa laa tunzi' annal islaam ba'da iz a' "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta dari keutamaanmu dan pemberianmu, rizki yang baik lagi berkah. Ya Allah sesungguhnya engkau memerintahkan untuk berdoa dan memutuskan atasku pengabulan doa, dan engkau Zat Yang tidak melanggar janji dan tidak mendustainya. Ya Allah, tidak ada kebaikan yang engkau sukai, kecuali Engkau jadikanlah kami mencintai kebaikan tersebut dan mudahkanlah kami mendapatkannya. Dan tidak ada sesuatu yang Engkau benci kecuali Engkau jadikan kami benci terhadap sesuatu tersebut dan jauhkanlah kami darinya. Dan janganlah Engkau cabut dari kami keislaman kami setelah Engkau berikan.”Ilustrasi orang yang sedang bekerja. Foto pixabayاَللّهُمَّ ارْزُقْنِيْ رِزْقًا حَلاَلاً طَيِّباً, وَاسْتَعْمِلْنِيْ طَيِّباً. اَللّهُمَّ اجْعَلْ اَوْسَعَ رِزْقِكَ عَلَيَّ عِنْدَ كِبَرِ سِنِّيْ وَانْقِطَاعِ عُمْرِيْ. اَللّهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ, وَاَغِْننِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ. اَللّهُمَّ اِنِّيْ اَسْأَلُكَ رِزْقًا وَاسِعًا نَافِعًا. اَللّهُمَّ اِنِّيْ اَسْأَلُكَ نَعِيْمًا مُقِيْمًا, اَلَّذِيْ لاَ يَحُوْلُ وَلاَ يَزُوْلُ Alloohummarzuqnii rizqon halaalan thoyyibaa, wasta'milnii thayyibaa. Alloohummaj'al ausa'a rizqika'alayya'inda kibari sinnii wanqithoo'i'umrii. Alloohummakfinii bihalaalika'an haraamika. wa aghninii bifadhlika'amman siwaaka. Alloohumma in nii as-aluka rizqon waasi'an naafi'an. Alloohumma innii as-alukan na'iimaan muqiiman, alladzii laa yahuulu wa laa yazuulu."Artinya "Ya Allah, berilah padaku rezki yang halal dan baik, serta pakaikanlah padaku segala perbuatan yang baik. Ya Tuhanku, jadikanlah oleh-Mu rezekiku itu paling luas ketika tuaku dan ketika lemahku. Ya Allah, cukupkanlah bagiku segala rezki-Mu yang halal daripada yang haram dan kayakanlah aku dengan karunia-Mu dari yang lainnya. Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu rezeki yang luas dan berguna. Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu ni'mat yang kekal yang tidak putus-putus dan tidak akan hilang."Ada beberapa adab yang harus diperhatikan umat Islam dalam bekerja. Adapun adab tersebut adalah sebagai berikutDiniatkan ikhlas karena Allah SWT lillahi ta’alaBekerja dengan tekun dan sungguh-sungguh itqonMengutamakan kejujuran dan amanah dalam bekerjaMemahami dan menerapkan etika sebagai seorang MuslimTetap memegang teguh prinsip-prinsip syariahMenjaga ukhuwah islamiyah
Agamamemberikan panduan ilahiah bagi masyarakat dalam berperilaku dan bermasyarakat. Jokowi: Agama dan Negara Harus Berjalan Beriringan | Republika Online REPUBLIKA.ID CEO Notes Maret 2017 Makna Ikhlas Dalam Bekerja ​ Assalamualaikum Wr. Wb Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Bekerja merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Tetapi perlu kita ketahui saudaraku, bahwa bekerja juga perlu untuk dilandasi dengan keikhlasan. Ya, Ikhlas, suatu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sebuah kata yang singkat namun sangat besar maknanya. Sebuah kata yang juga dimaknai dalam Agama Islam apabila seandainya seseorang terhilang darinya, maka akan berakibat fatal bagi kehidupannya. Bekerja di Yayasan harus dilandasi dengan kerja ikhlas. Ikhlas mengabdi, memberikan jasa kita agar Yayasan senantiasa dapat terus ada dan mampu melayani Negeri. Makna kerja ikhlas disini adalah kerja hati. Seseorang yang kerja keras dan kerja cerdas belum tentu mampu bekerja ikhlas. Maka dari itu, kita juga harus melatih diri kita untuk bekerja ikhlas, supaya hari-hari penuh dengan ibadah. Saudaraku, tentunya kita semua sepakat bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa . Kita sebagai manusia, seringkali terlupa untuk memaknai kata ikhlas dalam bekerja. Dengan terlupakannya makna ikhlas tersebut akan beriringan dengan munculnya rasa pamrih saat bekerja. Rasa pamrih merupakan lawan kata dari ikhlas. Ketika rasa pamrih mulai muncul, maka akan muncul pula berbagai pertanyaan dalam diri. Apa yang Yayasan ini berikan kepada kita? Selalu mengharapkan balas jasa dari apa yang dikerjakan. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah sebaliknya, bertanyalah pada diri kita sendiri. Apa yang sudah kita kerjakan bagi Yayasan? Sudah maksimalkah usaha kita dalam bekerja di Yayasan? Muncul rasa malu didalam diri karena belum merasa memberikan jasa yang besar bagi Yayasan. Saudaraku, adanya rasa pamrih dalam diri kita merupakan penghambat terbesar dalam bekerja. Tidak disiplin, banyak mengeluh, malas dan tidak bekerja dengan maksimal merupakan buah pahit yang dihasilkan dari rasa pamrih. Memang tak mudah untuk dapat mengimplementasikan ikhlas pada semua yang kita kerjakan, namun bukan berarti tidak dapat dilakukan. Jiwa keikhlasan membuat orang bekerja tanpa pamrih. Dengan kerja tanpa pamrih, seseorang akan mengeluarkan energinya dengan maksimal tanpa berpikir terlebih dahulu apa yang akan ia dapatkan dari hasil kerjanya. Mental bekerja keras tanpa harus disuruh terlebih dahulu inilah yang perlu kita serap dari energi ikhlas yang memancar. Jika kita bekerja dengan ikhlas, maka energi kreatif yang bisa kita berikan tidak akan pernah habis. Inovasi dan kreativitas itu seakan terus mengalir karena memang tidak dibatasi oleh pamrih apapun. Rasa ikhlas harus senantiasa ada bukan hanya pada awal bekerja dan ketika bekerja, bahkan pada saat kita harus mengestafetkan posisi kita pun harus dibarengi dengan keikhlasan. Karena masa memberikan jasa kita sudah berakhir, jasa kita adalah waktu kita bekerja. Generasi selanjutnya yaitu pengganti kita juga akan memberikan jasanya kepada Yayasan ini. Dengan rasa ikhlas yang tertanam dalam diri, menjadikan jasa selama kita bekerja memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terhadap Yayasan dan masyarakat banyak. Wassalamualaikum Dwi S. Purnomo Post navigation PresidenJoko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Silaturahmi Penyuluh Agama se-Jawa Tengah yang digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang. Presiden Joko —Niat menjadi hal yang penting dalam setiap langkah seorang mukmin. Dalam setiap aktivitasnya, seorang mukmin wajib mengorientasikan niatnya kepada Allah SWT. Sebab hanya Allah yang dapat memberikan balasan kebaikan dari setiap amal yang dikerjakan. Menurut Habib Novel Alaydrus di antara amal yang dikerjakan seorang mukmin dengan tujuan karena Allah adalah ketika seorang mukmin mengerjakan amal tersebut berharap mendapatkan ridha Allah, mendapatkan cinta Rasulullah SAW, berharap surga dan juga selamat dari siksa api neraka. Karenanya meluruskan niat harus dilakukan seorang mukmin dalam setiap perbuatan, termasuk dalam bekerja. Habib Novel menjelaskan dalam bekerja seorang mukmin harus berniat untuk ibadah karena Allah. Seorang mukmin yang dalam bekerja berniat semata-mata karena Allah, mencari pahala dan sarana mendatangkan rezeki dari Allah akan hidup jauh lebih berkah, bahagia, dan tenang. Pimpinan Majelis Ar Raudhah itu menurutkan orang seperti tersebut hanya akan berharap balasan rezeki dan pahala dari Allah. “Kalau cari pahala dari Allah, kerja sebagai sarana mendatangkan rezeki dari Allah, gaji tak cair kamu akan tenang-tenang saja. Sekarang akidah kita rusak, kita merasa bahwa rezeki itu karena usaha dan kerja kita. Rezeki itu mutlak urusan Allah, ketika sudah berusaha sudah berjuang hasilnya terserah Allah jangan batasi rezekimu dengan angka yang diberikan perusahaan. Kalau sudah bekerja, yakin Allah ngasih. Caranya terserah Allah. Karena itu niat mukmin harus kuat,” tutur Habib Novel saat mengisi kajian di Masjid Raya Bintaro Jaya, sebagaimana dikutip dari Harian Republika. Menurut Habib Novel banyak orang yang berkeyakinan rezeki yang diperoleh karena sebab hasil usahanya sendiri. Sementara mengesampingkan iman yakni bahwa hanya Allah lah yang memberikan rezeki. Karenanya menurut Habib Novel orang yang tidak mengutamakan Allah dalam niatnya bekerja akan mengalami kekecewaan bahkan depresi saat mendapati upah yang diperoleh dari tempatnya bekerja tidak sesuai dengan harapannya. Bahkan kendati memperoleh materi berlimpah, menurut Habib Novel orang tersebut akan tetap merasa kurang dan susah dalam hidupnya karena tidak menggantungkan segala sesuatu pada Allah SWT. Sebalikanya orang yang meniatkan segala amal karena Allah akan dicukupi keberkahan. Bahkan dalam bekerja, orang tersebut sudah sangat merasa beruntung sebelum memperoleh upah materi, sebab menyadari bahwa setiap pekerjaan yang digelutinya untuk memberi nafkah keluarga merupakan ibadah berniali pahala sekaligus penghapus dosa. “Sehingga berangakat itu tidak berpikir angka, yang dipikir itu langkahku dapat pahala, langkahku menghapus dosa, langkahku menuju surga,” katanya. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari jalur Umar bin Khattab RA عَنْ أَمِيرِ المُؤمِنينَ أَبي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضيَ اللهُ عنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَِى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ “Setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang mendapatkan apa yang di dia maksudkan. Siapa yang hijrah karena Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya maka hijrahnya karena yang dia tuju itu. HR Bukhari dan Muslim. Hadits tersebut menerangkan bagaimana pentingnya mengorientasikan niat karena Allah termasuk dalam hal bekerja. Meniatkan bekerja hanya untuk memperoleh upah atau gaji semata maka yang diperoleh hanya sebatas materi. Namun ketika pekerjaan tersebut diniatkan untuk mencari ridho Allah, maka Allah pun akan memberikan kemudahan dan mencukupi segala kebutuhan orang tersebut. Selain itu orang yang memiliki tujuan Allah dalam pekerjaannya tak akan merasa khawatir kehilangan jabatan, berkurangnya penghasilan atau upah. Sebab menurut Habib Novel dalam hatinya sudah dipenuhi dengan kenikmatan dan rasa syukur kepada Allah. Sebab itu, Habib Novel pun mengajak jamaah untuk kembali merenung, mengoreksi niat dalam bekerja. “Yang membuat orang itu disebut miskin kalau dia butuh kepada selain Allah, kalau sudah tidak butuh selain pada Allah maka dia kaya. Allah itu Mahapemurah, yang penting menunjukkan kita butuh kepada Allah. Sementara kita menunjukan bahwa kita tak butuh sama Allah, merasa mampu dengan usaha kita, maka Allah buat pusing sejadi-jadinya,” katanya. sumber Harian RepublikaBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

Amalsaleh adalah perbuatan atau sikap yang harus di miliki oleh setiap muslim sebab orang yang amal saleh akan menjadi penghuni surga serta kekal didalamnya. tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Ayat Al-Qur'an dan Hadits Tentang Etos Kerja.

TANTANGAN HARI KE-294 TANTANGANGURUSIANA Manusia hidup dengan membawa sifat-sifat kodratnya yang diantaranya adalah memiliki hasrat untuk hidup sukses dan sejahtera dengan harta yang berkecukupan serta terjamin sampai ke anak hingga cucu maupun cicit yang merupakan keturunannya. Kiat sukses yang terpenting dalam ajaran agama Islam adalah dengan cara berdoa dan berikhtiar. Berdoa adalah upaya yang dilakukan dengan cara mendekatkan diri dan merayu’ Allah supaya lebih bermurah hati dalam Memperlancar Rezeki seorang hamba yang taat dan selalu menyeratkan Allah dalam setiap hal yang ia kerjakan. Contohnya adalah dengan cara menegakkan ibadah-ibadah wajib serta mendirikan amalan-amalan sunnah seperti sholat sunah, puasa sunah, dzikir, dan amalan-amalan lainnya. Sedangkan berikhtiar adalah bentuk upaya yang melibatkan hal-hal duniawi seperti dengan mendirikan usaha, berdagang, bekerja atau kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan imbalan atau keuntungan sekaligus turut membantu atau mempermudah urusan orang lain dengan usaha yang kita lakukan. Jenis ikhtiar yang seperti ini sangat dianjurkan dalam agama Islam, bekerja yang seperti ini bahkan dikategorikan sebagai ibadah yang juga merupakan suatu kemuliaan bagi para pemeluknya yang dengan ikhlas bekerja mengharapkan keridhaan Allah SWT. Namun begitu, tidak semua pekerjaan mulia di mata Allah. Pekerjaan yang diridhai oleh Allah adalah pekerjaan yang dilandasi oleh adab dan etika tertentu, Diniatkan Ikhlas Karena Allah SWT Lillahi Ta’ala Tidak hanya ibadah yang harus diniatkan semata-mata karena mengharap ridha dari Allah SWT, akan tetapi dalam bekerja juga harus meluruskan niat yang hanya boleh ditujukan semata-mata untuk ridha Allah SWT. Artinya kita memahami bahwa bekerja tidak melulu soal mencari kegiatan, uang dan keuntungan tapi lebih daripada itu, adalah kewajiban seorang manusia kepada Allah SWT untuk bekerja, untuk mencari nafkah, serta untuk menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya. Bekerja Dengan Tekun Dan Sungguh-Sungguh Totalitas dalam bekerja sangatlah penting dan menjadi hal yang mendasar, karena dari sini terlihat seberapa profesional kita dalam melakukan pekerjaan. Esensi dari bekerja adalah bagaimana kita memenuhi kewajiban-kewajiban kita dalam pekerjaan yang kita lakukan seperti kehadiran yang tepat pada waktunya, menyelesaikan dan menuntaskan pekerjaan yang kita tanggung, tidak menunda-nunda terlebih mengabaikan pekerjaan yang kita tanggung. Mengutamakan Kejujuran Dan Amanah Dalam Bekerja Setiap pekerjaan yang kita lakukan pastinya butuh pertanggungjawaban baik dihadapan Allah SWT maupun di hadapan manusia. Oleh karena itu menjaga keridhan Allah dan kepercayaan konsumen atau klien sangatlah penting karena kesuksesan kita juga bergantung dari kepuasan dan kepercayaan mereka dengan cara menjadi pekerja yang jujur dan amanah. Memahami Dan Menerapkan Etika Sebagai Seorang Muslim Islam adalah agama yang memiliki etika dan adab yang sangat menjunjung tinggi kesopanan maupun kehormatan seseorang. Dalam bekerja, etika sangat penting dilakukan agar dalam bekerja kita mencerminkan seorang muslim yang santun dalam berbagai hal mulai dari tutur kata dalam memilih bahasa saat berbicara, bertegur sapa, berpakaian, berinteraksi bergaul dengan rekan. Etika ataupun akhlak yang diterapkan dalam pekerjaan merupakan suatu perwujudan dari kesempurnaan iman seorang mu’min. Tetap Memegang Teguh Prinsip-Prinsip Syariah Selain menjaga etika atau akhlak, seroang muslim juga wajib untuk tetap memegang teguh prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang digelutinya. Semakin pesatnya kemajuan jaman, prinsip-prinsip syarah dalam bekerja memang akan semakin sulit karena berkaitan dengan kemajuan, keuntungan dan penghasilan lebih dari pekerjaan yang kita lakukan namun hal ini menjadi tantangan bagi iman seorang pekerja supaya senantiasa meningkatkan keimanan dan mempertahankan kehalalan suatu pekerjaan serta meninggalkan hal-hal yang haram. Menjaga Ukhuwah Islamiyah Persaingan dalam pekerjaan pasti bisa saja terjadi namun perlu diingat ukhuwah islamiyah antara sesama muslim adalah wajib hukumnya untuk senantiasa kita jaga dan pererat. Hal-hal yang sekiranya akan menimbulkan ketidak harmonisan atau bahkan perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin harus dihindari agar Islam tetap satu dan sesama Muslim tetap memiliki hubungan silaturahmi yang baik. bekerjalebihbaikdanbenar belajarsepanjanghayat Sementaraitu, Sholihin, M.Hum. dari Widyaiswara Balai Diklat Kementerian Agama R.I menyampaikan bahwa dalam pengembangan diri yang bekerja serta meningkatkan etos kerja dapat dibagi menjadi lima. "Harus memberi dan memperoleh manfaat; Mau menerima perubahan; Mau menerima perbedaan; Mau bermusyawarah dan mufakat; dan Berpegang Regulasi," terang Sholihin. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID R2NWt5k2aWS23XuidYseMebxLXSlF2cZ3wKXT7gUM6oyFhcjlM7FGw==
Jakarta- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan antara PDI Perjuangan dan Nahdlatul Ulama (NU) sangat dekat dan selalu beriringan. Ia pun merasa bersyukur, bahwa kedekatan kaum nasionalis dan kaum relijius hingga kini masih terus berjalan dengan erat. "Begitupun hubungan PDI Perjuangan dan Nahdlatul Ulama sangat dekat dan selalu beriringan," kata Megawati saat PDI []
loading...Sebelum memulai aktivitas ke luar rumah, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan kaum muslim agar mendapat pahala luar biasa dari Allah Subhanahu wa taala. Foto ilustrasi/ist Ketika memulai aktivitas pagi, setelah shalat subuh kita biasanya langsung bergegas untuk pergi bekerja. Padahal ada amalan yang bila dilakukan oleh muslim dan muslimah akan mendapatkan pahala amal yang luar biasa dari Allah Ta'ala. Seperti yang Allah Ta'ala firmankanمَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman , maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." QS an-Nahl 97 Baca Juga Untuk itu,sebelum memulai aktivitas ke luar rumah, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan kaum muslim agar mendapat pahala ini. Dikutip dari buku "Ensiklopedi Amalan Muslim" yang diterjemahkan dari kitab 'Amalul Muslim fii al-Yaumi wa al-Lailah' karya Syaikh Asyraf bin Abdul Masqud, dijelaskan ada tiga amalan yang hendaknya dilakukan kaum muslim bila hendak keluar untuk bekerja, yakni 1. Berwudhu sebelum beraktivitasPada saat akan beraktifitas bekerja, sudah barang tentu kita akan bertemu dengan orang lain. Hal yang cukup penting dilakukan sebelum beraktifitas adalah berwudhulah terlebih itu sunnahnya dilakukan di rumah, karena hal itu cukup mudah dilakukan daripada di masjid. Apabila kita mendengar azan, maka akan mudah sekali masuk ke masjid dan melaksanakan shalat sunnah. Kita juga akan mendapatkan keutamaan salat di masjid, itu yang pertama. Juga akan mendapatkan keutamaan awal waktu, ini nomor kedua, dan ketiganya akan mendapatkan keutamaan shalat Melaksanakan shalat DhuhaApabila telah berwudhu lalu setelah itu melanjutkan dengan shalat dua rakaat setelah wudhu, maka waktu itu merupakan waktu shalat yang dianjurkan. Banyak hadis yang mendorong kita untuk melaksanakannya, di antaranya;Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu "Kekasihku Rasulullah SAW berwasiat kepadaku dengan tiga perkara; dengan puasa tiga hari pada setiap bulan, dengan shalat dhuha dua rakaat, dan dengan salat witir sebelum tidur."Beberapa ulama salaf banyak yang telah meriwayatkan tentang salat Dhuha ini. Soal jumlah rakaat shalat Dhuha bebas melakukan berapa banyak rakaat yang shalat Dhuha, biasanya setelah terbit matahari dan tingginya kira-kira satu tombak sampai tergelincir. Yang paling utama adalah seperempat siang sekitar jam 9 pagi, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis terdahulu yang berkata ,"Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika hari mulai panas."3. Meng-qadha shalat malam pada waktu siang hari bagi orang yang luput dari shalat malamDari Aisyah Radhiyallahu'anha berkata "Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam jika menyukai shalat sunnah, maka ia melakukannya terus menerus, ketika ia ketiduran atau karena sakit sehingga beliau tidak bisa salat malam, maka beliau shalat dua belas rakaat pada siang harinya."Waktu untuk meng-qadha-nya itu dari waktu shalat subuh sampai sebelum waktu salat Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang ketiduran salat malam atau luput dari membaca Al-Qur'an, maka bacalah di waktu salat subuh sampai salat dzuhur, maka ia akan dicatat, seolah-olah ia membacanya pada malam hari."Dalam Nailul Authar disebutkan, hadis tersebut merupakan dalil diisyaratkan untuk melakukan shalat malam, dan juga pensyara'an pelaksanaan ketika luput karena tertidur atau karena udzur. Bahwasannya yang mengerjakan shalat ini pada waktu di antara salat subuh sampai shhalat dzuhur adalah orang yang melakukannya ketika yang dimaksud di sini adalah" wirid dari Al-Qur'an, dan dikatakan yang dimaksud bukanlah yang siapkan dari shalat malam. Baca Juga Wallahu A'lam wid
Padahalantara keduanya ibarat dua sisi mata uang yang selalu beriringan. Tidak ada yang harus dipertentangkan, malah harus disinergikan. KH Aziz Manshur tampil sebagai pembicara tunggal di kegiatan Pengajian Selapanan yang ajeg diselenggarakan aktifis di kepengurusan MWC NU Sumobito Jombang Jawa Timur, Sabtu malam (27/9).
loading...Dalam satu hadis disebutkan bahwa bekerja mencari rezeki yang halal dengan tangan sendiri adalah penggugur dosa. Foto/dok jomwaqafdotcom Bekerja mencari nafkah merupkan ibadah yang sangat mulia. Islam menggolongkannya sebagai salah satu Jihad Fii Sabilillah. Dalam satu hadis disebutkan bahwa bekerja mencari rezeki yang halal adalah penggugur Abu Hurairah berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda 'Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan salat, puasa, haji dan juga umrah." Sahabat bertanya, "Apa yang bisa menghapuskannya wahai Rasulullah?". Beliau menjawab, "Semangat dalam mencari rezeki". HR at-Thabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Ausath I/38 Baca Juga Dari Ka'ab bin Umrah berkata, "Ada seseorang yang berjalan melalui tempat Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Orang itu sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para sahabat lalu berkata, 'Ya Rasulullah, andaikata bekerja seperti dia dapat digolongkan Fii Sabilillah, alangkah baiknya.' Lalu Rasulullah bersabda, 'Jika ia bekerja untuk mengidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah Fii Sabilillah; Jika ia bekerja untuk membela kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah Fii Sabilillah; dan jika ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu adalah Fii Sabilillah..." HR at-ThabraniDai lulusan Al-Azhar Mesir Ustaz Rikza Maulan mengatakan, muslim yang bekerja dengan kesungguhan dan ikhlas karena Allah akan mendapat ganjaran sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Untuk mewujudkan nilai-nilai ibadah dalam bekerja, setiap muslim wajib mengetahui adab dan etikanya. Berikut Adab dan Etika Bekerja dalam Islam1. Bekerja dengan Ikhlas karena AllahIni merupakan hal terpenting bagi seorang yang bekerja. Artinya ketika bekerja, niat utamanya adalah karena Allah. Setiap muslim harus sadar bahwa bekerja adalah kewajiban dari Allah yang harus dilakukan setiap hamba. Ia harus sadar bahwa memberi nafkah kepada diri dan keluarga adalah kewajiban. Ia pun mengetahui, bahwa hanya dengan bekerjalah ia dapat menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya seperti zakat, infak dan sedekah. Dalam menjalani pekerjaannya dianjurkan untuk memulainya dengan dzikir kepada Itqon, Tekun dan Sungguh-sungguh Dalam BekerjaImplementasi dari keikhlasan dalam bekerja adalah itqon profesional dalam pekerjaannya. Ia sadar bahwa kehadiran tepat pada waktunya, menyelesaikan kewajibannya secara tuntas, tidak menunda-nunda pekerjaan, tidak mengabaikan pekerjaan, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari esensi bekerja itu sendiri. Dalam satu hadis riwayat Sayyidah Aisyah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda "Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan menyempurnakan pekerjaannya." HR at-Thabrani3. Jujur dan AmanahAdab yang tak kalah pentingnya ketika bekerja adalah jujur dan amanah. Pada hakikatnya pekerjaan yang dilakukannya merupakan amanah, baik secara duniawi dari atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi dari Allah akan dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaannya. Implementasi jujur dan amanah dalam bekerja di antaranya tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, tidak curang, objektif dalam menilai. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberikan janji bagi orang yang jujur dan amanah akan masuk ke dalam surga bersama para shiddiqin dan syuhada'. Dalam hadits riwayat Imam Turmudzi, dari Abu Said Al-Khudri, beliau berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda "Pebisnis yang jujur lagi dipercaya anamah akan bersama para Nabi, shiddiqin dan syuhada."4. Menjaga Etika Sebagai Seorang Muslim Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seorang muslim, seperti etika berbicara, menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan dengan customer, rapat, dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang mukmin. Dalam sebuah hadis, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya." HR at-Turmudzi. Dalam bekerja, seorang mukmin dituntut untuk bertutur kata yang sopan, bersikap yang bijak, makan dan minum sesuai dengan tuntunan Islam. Berhadapan dengan kustomer dengan baik, rapat juga dengan sikap yang terpuji dan sebagainya. Bahkan dalam hadis lain, Nabi menggambarkan bahwa terdapat dua sifat yang tidak mungkin terkumpul dalam diri seorang mu'min, yaitu bakhil dan akhlak yang buruk. HR at-Turmudzi5. Tidak Melanggar Prinsip-prinsip SyariahAspek lain dalam etika bekerja adalah tidak melanggar prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaannya. Dari substansi dari pekerjaannya, seperti memproduksi barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan seperti pornografi dan permusuhan, riba, risywah. Kedua dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti tidak menutup aurat, ikhtilat antara laki-laki dengan perempuan, membuat fitnah dalam persaingan dan sebagainya. Pelanggaran-pelanggaran terhadap prinsip syariah, selain mengakibatkan dosa dan menjadi tidak berkahnya harta, juga dapat menghilangkan pahala amal saleh kita dalam bekerja. Allah berfirman "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlal kepada Rasul-Nya dan janganlah kalian membatalkan amal perbuatan/pekerjaan kalian.." QS Muhammad 336. Menghindari SyubhatDalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu yang meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya satu kepentingan terntentu. Atau seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui kezaliman atau pelanggarannya terhadap syariah. Dan syubhat semacam ini dapat berasal dari internal maupun eksternal. Karena itu, kita diminta hati-hati dalam kesyubhatan ini. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, "Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan..." HR. Muslim7. Menjaga Ukhuwah IslamiyahAspek lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah antara sesama muslim. Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin. Rasulullah صلى الله عليه وسلم sendiri mengemukakan tentang hal yang bersifat prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah di kalangan kaum muslimin. Beliau mengemukakan, "Dan janganlah kalian menjual barang yang sudah dijual kepada saudara kalian." HR. Muslim. Karena jika terjadi kontradiktif dari hadits di atas, tentu akan merenggangkan juga ukhuwah Islamiyah diantara mereka; saling curiga, su'uzhon. Karena masalah pekerjaan atau bisnis yang menghasilkan uang, akan sangat sensitif bagi palakunya. Kaum Anshar dan Muhajirin yang secara sifat, karakter, background dan pola pandangnya sangat berbeda telah memberikan contoh sangat positif bagi kita; yaitu ukhuwah islamiyah. Salah seorang sahabat Anshar bahkan mengatakan kepada Muhajirin, jika kamu mau, saya akan bagi dua seluruh kekayaan saya; rumah, harta, kendaraan, bahkan yang sangat pribadipun direlakan, yaitu istri. Hal ini terjadi lantaran ukhuwah antara mereka yang demikian kokohnya. Baca Juga Wallahu A'lamrhs 77hn.
  • r26knugwt3.pages.dev/381
  • r26knugwt3.pages.dev/310
  • r26knugwt3.pages.dev/123
  • r26knugwt3.pages.dev/44
  • r26knugwt3.pages.dev/138
  • r26knugwt3.pages.dev/279
  • r26knugwt3.pages.dev/115
  • r26knugwt3.pages.dev/353
  • bekerja harus selalu beriringan dengan amalan