ResensiNovel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai: Kisah Romantis yang Mengharu Biru. June 19, 2023 0. Cara Bayar Shopee Pinjam Yang Terlambat. June 19, 2023 0. Tagcerita CintaPage2: Cerita Cinta yang Menyentuh Hati. June 19, 2023 0. 80+ Ide Nama Kontak WA untuk Pacar yang Romantis.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra dan Novel Hujan Karya Tere Liye. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan data yang dikumpulkan berupa peristiwa yang merupakan hasil persamaan dan perbedaan tema dan alur dari kedua novel. Hasil penelitian ini menunjukka bahwa terjadi kesamaan dalam kedua novel yaitu tema hujan yang menjadi simbol penanda kenangan masa lalu dan alur yang digunakan adalah alur campuran. Dasar kesamaan tema dan alur didukung oleh kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terebih dahulu novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra adalah hipogram dan novel Hujan karya Tere Liye sebagai transformasi. Pada tema dan alur, tranformasi novel Hujan sedikit meneruskan dan banyak menyimpangi hipogramnya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 139 Vol. 5 2020, 139-150 Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra dan Novel Hujan Karya Tere Liye Mitasari Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember mitasarim30 DOI Diterima 28-02-2020 Diterbitkan 30-03-2020 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra dan Novel Hujan Karya Tere Liye. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan data yang dikumpulkan berupa peristiwa yang merupakan hasil persamaan dan perbedaan tema dan alur dari kedua novel. Hasil penelitian ini menunjukka bahwa terjadi kesamaan dalam kedua novel yaitu tema hujan yang menjadi simbol penanda kenangan masa lalu dan alur yang digunakan adalah alur campuran. Dasar kesamaan tema dan alur didukung oleh kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terebih dahulu novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra adalah hipogram dan novel Hujan karya Tere Liye sebagai transformasi. Pada tema dan alur, tranformasi novel Hujan sedikit meneruskan dan banyak menyimpangi hipogramnya. Kata kunci intertekstual; hipogram; transformasi ABSTRACT This study aims to describe the intertextuality relationship between the novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra and Novel Hujan Karya Tere Liye. This type of research is descriptive qualitative with data collected in the form of events that are the result of similarities and differences in themes and plot of the two novels. The results of this study indicate that there are similarities in both novels, namely the theme of rain which is a symbol of past memories and the plot used is a mixed plot. The basis of the similarity of themes and plot is supported by the similarity of events in the story showing an intertextual relationship between the two novels. As the first published work of the novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra is a hipogram and the novel Hujan Karya Tere Liye as a transformation. On the theme and plot, the transformation of the novel Rain continues a little and deviates much from the hipogram. Keywords intertextual; hipogram; transformation Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 140 1. PENDAHULUAN Sebuah teks karya sastra senantiasa berada di antara teks-teks lain yang mendahuluinya, sehingga terjalin relasi yang interstekstual Teeuw dalam Sungkowati 2014. Intertekstualitas pertama kali dikenalkan oleh Julia Kristeva yang mengembangkan pemikiran Michael Bakhtin seorang Filsuf Rusia sebagai teori yang menyatakan bahwa sebuah teks harus dibaca dengan latar belakang lain, dikarenakan sebuah teks tidak benar-benar dapat berdiri sendiri tanpa adanya teks lain sebagai teladan. Kristeva dalam Rokhmansyah, 2014, hal 119 menegaskan dua alasan perihal munculnya teori intertekstual. Alasan pertama, pengarang adalah pembaca teks sebelum menciptakan atau menulis teks. Sedangkan alasan yang kedua, sebuah teks tersedia hanya melalui proses pembacaan. Kemungkinan adanya penerimaan atau pertentangan terletak pada pengarang melalui proses pembacaan. Menurut Kristeva setiap teks, termasuk teks sastra merupakan mozaik kutipan dan tanggapan atau penyerapan teks-teks lain. Oleh karena itu, Teeuw dalam Rokhmansyah, 2014, hal 119 juga menegaskan bahwa suatu teks baru bermakna penuh dalam hubungannya dengan teks-teks lain. Sedangkan menurut Riffaterre dalam Rokhmansyah, 2014, hal 121 juga berpendapat bahwa teks tertentu yang menjadi latar penciptaan teks baru disebut hiprogram, sedangkan teks yang menyerap hiprogram disebut transformasi. Hubungan antara teks terdahulu dengan teks yang kemudian inilah yang sebut dengan hubungan intertekstual. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kajian intertekstual adalah fenomena resepsi pengarang terhadap teks-teks yang pernah dibacanya kemudian dilibatkan dalam hasil karyanya. Saat membaca suatu novel, pembaca sering kali merasa pernah membaca novel lain yang memiliki jalan cerita yang mirip. Beberapa novel juga pasti dirasa memiliki kesamaan tokoh, alur, dan latar yang hampir mirip. Untuk mengetahui kesaamaan dan perbedaan dalam novel-novel itulah diperlukan kajian intertekstualitas. Melalui kajian intertekstual itu pulalah dapat diketahui novel mana yang menjadi hipogram, dan novel mana yang menjadi transformasi. Tujuan kajian intertekstual sendiri tidak untuk membedakan hasil karya seorang pengarang, melainkan untuk melihat seberapa jauh kreativitas pengarang. Terkait dengan fenomena adanya kemiripan alur dan tema dalam beberapa novel, penelitian ini akan melihat sejauh mana keterkaitan cerita dalam novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra dan novel Hujan karya Tere Liye. Dua novel tersebut diasumsi memiliki kemiripan dalam karakteristik alur dan tema. Sehingga diprediksi kedua novel tersebut memiliki hubungan intertekstualitas. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti mengulas tentang “Kajian Intertekstual Novel Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra dan Novel Hujan karya Tere Liye”. Adapun penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah pengaruh cerita Laskar Pelangi terhadap Negeri 5 Menara karya Uniawati dan Pengakuan Calabay karya Kusuma, Waluyo, dam Wardani. Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra atau selanjutnya disingkat SHC lebih dulu terbit pada tahun 2015, mengisahkan seorang lelaki yang ingin melupakan semua kisah cinta yang terpendam terhadap sahabat Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 141 perempuannya. Sedangkan Novel Hujan karya Tere Liye atau yang selanjutnya disingkat H terbit pada tahun 2016, mengisahkan seorang perempuan yang ingin menghapus semua ingatan masa lalunya melalui terapi mesin. Kedua novel tersebut juga memiliki alur yang sama yaitu flashback atau menceritakan kenangan-kenangan bersama seseorang yag berarti bagi hidup tokoh utama. Kehadiran kedua novel tersebut cukup ditunggu oleh pembaca, mengingat kedua pengarang novel tersebut sama-sama memiliki nama yang besar di Indonesia. Boy Candra selalu ditunggu penggemarnya melalui puisi-puisi romantisnya yang selalu diunggah di akun youtube pribadinya, sedangkan Tere Liye selalu ditunggu kata-kata romantisnya di akun media sosialnya. Sehingga kripah kedua penulis hingga saat ini masih digandrungi semua kalangan masyarakat, terutama generasi milenial. Persamaan dan perbedaan dalam kedua novel tersebut sangat menonjol. Persamaan dan perbedaan itu pulalah yang menjadi titik tolak dan kekuatan masing – masing novel. Persamaan kedua novel tersebut terdapat pada tema yang sama-sama menggambarkan tentang kenangan-kenangan tokoh utama terhadap hujan. Persamaan yang lain, terdapat pada alur cerita, alur cerita yang digunakan pada kedua novel tersebut adalah alur campuran. Sedangkan perbedaan pada kedua novel tersebut dapat dilihat dari sudut pandang dan tokoh dalam cerita. Persamaan dan perbedaan inilah yang mengandung unsur hubungan intertekstual. Persamaan-persamaan yang terdapat dalam novel, bisa saja terjadi karena kesamaan biografi pengarang meskipun secara tidak sengaja. Kedua pengarang sama-sama berjenis kelamin laki-laki, lahir di Pulau Sumatra, menggeluti pendidikan yang non sastra, serta sama-sama mulai aktif menulis fiksi sejak Sekolah Dasar. Adapun perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam novel adalah sebagai bentuk kreativitas dalam kajian intertekstual. Berdasarkan perihal yang melatarbelakangi terjadinya kajian intertekstual, peneliti menyakini bahwa kajian intertekstual bisa digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar pada siswa tentang menulis karya sastra. Mengingat penulis yang memiliki latar belakang yang sama, bisa memiliki persamaan dalam menulis karya sastra. Siswa yang ada disekolah juga memiliki latar belakang yang sama, yaitu guru yang mengajar adalah orang yang sama. Sehingga guru bisa mengunakan kajian intertekstual pada materi menulis sastra. Siswa terlebih dahulu mengamati hasil karya sastra milik orang lain untuk menemukan ide dalam menulis. Setelah itu siswa dipersilahkan membuat karya sastranya sendiri dengan gaya dan kreativitasnya masing-masing. 2. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena peneliti mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh berdasarkan analisis. Pendekatan kualitatif bersifat deskriptif berpandangan bahwa semua hal yang berkaitan dengan system tanda adalah penting dan memiliki pengaruh antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan mendeskripsikan system tanda akan memberikan suatu pemahaman yang komprehensif mengenai apa yang sedang dikaji Semi, 1993 30. Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 142 Sumber data dalam penelitian ini adalah novel SHC karya Boy Candra dan novel H karya Tere Liye. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengekspresikan adanya unsur intrinsik dan hubungan intertekstualitas pada novel SHC dan H. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membaca secara berulang-ulang dengan teliti, kemudian menyiapkan lembar pengumpulan data, lalu mencatat data-data yang berisi hubungan intertekstual. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah peneliti sendiri dan tabel Siswantoro, 2016 73. Peneliti bertugas sebagai pelaksana, pengumpul data, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga memerlukan tabel dan catatan untuk memudahkan proses pengumpulan data. Adapun teknik analisis data, dilakukan dengan pengelompokan data, mengklasifikasi data, mengkode data, dan menginterpretasi data serta mendeskripsikan data Semi, 1993 15. Selanjutnya untuk menguji kesahihan data, peneliti menggunakan validitas semantic. Validitas semantis adalah yaitu mengukur tingkat kesensitifan makna simbolik yang bergelanyut dalam konteks. Dimana pengukuran makna simbolik tersebut dikaitkan dengan konteks karya sastra dan konsep analisis. Sehingga dalam penelitian ini, teknik pengujian kesahihan data dapat dilihat dari sejauh mana peneliti mendeskripsikan setiap makna dari kalimat-kalimat yang diprediksi memiliki hubungan intertekstualitas Endaswara, 2003 164 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini membahas dua masalah, yakni hipogram dan transformasi pada tema dan alur dalam novel SHC dan H. Karena melalui hasil analisis tersebut dapat dideskripsikan hubungan intertekstualitas dalam novel SHC dan H. a. Tema Hasil analisis pertama yaitu mengenai tema, dimana kedua novel tersebut memiliki keterkaitan yang kuat. Tema dalam kedua novel tersebut adalah tentang cinta dan melupakan. SHC dan H, menjadikan hujan sebagai simbol kenangan yang mengingatkan tokoh utama terhadap hal-hal yang berarti dalam hidupnya. Novel SHC menceritakan aku tokoh utama yang berusaha melupakan sosok sahabat perempuan yang dicintainya. Tokoh aku menceritakan bahwa dia memiliki kenangan-kenangan indah saat hujan bersama orang yang dicintainya. Namun di akhir waktu, kenangan-kenangan bersama hujan tersebut menjadi kenangan paling buruk dalam hidup si aku. Sampai si aku ingin melupakan semua kenangan-kenangan tersebut. Novel H menceritakan sosok Lail seorang perempuan yang hidup pada tahun 2050. Dimana kejadian-kejadian indah dan buruk dalam hidup Lail terjadi pada saat hujan. Lail kehilangan orang tua, menjadi yatim piatu, bertemu Esok pujaan hatinya, relawan kemanusiaan yang hebat, semua terjadi pada saat hujan. Hingga pada akhirnya ada kenangan buruk Lail bersama Esok yang membuat Lail ingin menghapus semua kenangannya melalui mesin penghapus ingatan. 1 Hujan juga datang membawa pulang kehangatanmu di kepalaku. Sementara tubuhku harus tabah menikmati dinginya waktu. Namun, demi Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 143 semua hal yang sudah kita sepakati. Aku pun mngerti, aku harus sabar menanti. Aku harus memperjuangkan apa-apa yang kumiliki. SHC 3 2 Hujan gerimis membungkus kota. Lail tersengal, duduk di atas trotoar. Wajahnya pucat. Dia baru saja melewati kengerian yang tidak pernah bisa di bayangkan sebelumnya…. H 29 Berdasarkan data 1 dan 2 merupakan tema minor dalam novel SHC dan H. Kenangan bersama hujan yang dimiliki kedua tokoh tersebut hampir memiliki kisah yang sama. Dalam novel SHC hujan memiliki kenangan tokoh aku yang harus sabar dan tabah menanti tambatan hatinya untuk kembali kepelukannya. Sedangkan pada novel H, hujan pertama menceritakan jalan hidup tokoh Lail yang baru saja diselamatkan oleh Esok dari bencana alam yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Dimana setelah Lail menjadi yatim piatu, Esok lah yang mengisi hari-harinya. 3 Dulu, bersamamu aku menyukai hujan. Aku suka memainkan butir hujan di jari-jari. Menyekakan ke pipimu. Lalu, kamu tersenyum – sesekali juga cemberut. Atau, pada saat-saat lain, kita sengaja membelah jalanan di tengah hujan. Menikmati rintih langit yang sedih. Aku selalu suka suasana seperti iu. Selalu suka menikmati saat hujan turun bersamamu. SHC 13-14 4 Hujan turun. Lail selalu suka hujan. Senja ini dia membiarkan tubuhnya basah di tengah udara dingin, menatap tikungan jalan, tempat sepeda merah Esok hilang di kejauhan. Usianya saat itu baru empat belas tahun, Esok enam belas. Lail belum tahu perasaanya, masih beberapa tahun lagi. Tapi saat itu dia tahu, Esok akan selalu penting baginya. H 91 Data 3 dan 4 menunjukkan tema minor yang kedua yakni hijan memiliki kenangan yang indah bagi kedua tokoh dalam novel SHC dan H. Dalam novel SHC tokoh aku dan pujaan hatinya dengan sengaja menikmati hujan dengan berkeliling. Sedangkan pada novel H, tokoh Lail pernah menghabiskan waktu bersama Esok saat Hujan, dimana saat itu Lail mulai menikmatinya hidupnya di pati asuhan. Lail mencuri waktu untuk bermain hujan bersama Esok di gerbang panti asuhan setelah sekian lama tidak bertemu dikarenakan Esok yang sudah di angkat anak oleh walikota harus menyelesaikan sekolahnya di luar negeri. 5 Setelah berfikir panjang, aku memilih untuk meninggalkanmu. Bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Bukan juga karena ketabahanku sudah habis. Aku hanya ingin menghargai diriku sendiri. Hidup bersama seseorang yang tidak menghargai perasaanmu akan terasa menyedihkan. Itulah alasan aku menyudahi segalanya. SHC 130-131 6 …tak ada satupun yang ditutupi. Apakah Esok sekarang telah berubah? Apakah dia menyukai gadis lain diluar sana? Menyukai Claudia? Mungkin sudah waktunya dia belajar melupakan Esok. enam bulan berlalu, itulah yang membuat Lail lebih sering melamun. H 257. Data 5 dan 6 menunjukkan tema minor bahwa dalam kedua novel tersebut kedua tokoh berusaha saling melupakan kenangan-kenangannya. Tokoh aku dalam Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 144 SCH belajar menghargai dirinya sendiri yang terlalu lama diperbudak oleh perasaan, sehingga mulai bangkit dari kisah-kisah masa lalu bersama pujaan hatinya. Sedangkan tokoh Lail dalam novel H kecewa juga mulai melupakan pujaan hatinya karena merasa kecewa dan diacuhkan. 7 Kamu tak tahu, atau memang sengaja terlihat tak tahu. Diam-diam aku memeluk semua kesedihan atas apa-apa yang pernah kamu sudahkan. Kamu menyimpan dan menyempatkan mengingat sesuatu yang lama di hidupmu. Sesuatu yang dulu mungkin lebih berarti dari apapun bagimu. SHC 204 8 Di detik terakhir, sebelum mesin bekerja Lail memutuskan memeluk erat semua kenangan itu. Apapun yang terjadi, Lail akan memeluknya erat-erat, karena itulah hidupnya. Seluruh benang merah berubah menjadi biru. Seketika. H 314 Data 7 dan 8 menggambarkan tema mayor dalam kedua novel. Kedua tokoh sama-sama memutuskan untuk memeluk kenangan masa lalu. Karena apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah takdir, sesuatu yang sangat berarti dan harus dijalani tanpa perlu disesali. Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa novel SHC dan H dibangun dari tiga tema minor. Tema minor yang pertama menggambarkan hujan mengingatkan kenangan buruk bagi tokoh, kedua menggambarkan hujan memiliki kenangan indah, ketiga menggambarkan kedua tokoh berusaha melupakan seluruh kenangannya. Sedangkan tema mayor dalam kedua novel adalah memeluk kenangan masa lalu. Sehingga kedua novel tersebut sama-sama memiliki tema tentang cinta dan melupakan. Bedanya, dalam novel H dibumbui tentang keluarga dan persahabatan. b. Alur Alur yang digunakan dalam novel SHC dan H adalah alur campuran. Novel SHC menggambarkan kenangan-kenangan tokoh utama dalam bentuk catatan seperti buku diari. Setiap catatan cerita selalu diakhiri dengan tanggal, bulan, dan tahun. Sedangkan novel H menggambarkan kenangan-kenangan tokoh utama dalam bentuk cerita yang dipantau dari mesin penghilang ingatan. 9 Agar aku bisa menikmati senja, juga hujan-hujan yang pernah kita jalani. Membuatku merindu buta. Semoga segala hal yang kita jalani kini. Seberat apa pun usaha menjaga hati. Tidak hanya menjadi lelah yang berarti. Boy Candra / 13/02/2015. SHC 4 10 “21 Mei 2024,” Elijah berkata takzim. “itu hari yang tidak bisa kita lupakan…” H19 Data 9 dan 10 merupakan awal perkenalan dari kedua tokoh dalam novel. SHC menggambarkan tokoh aku merindukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pujaan hatinya, tentang hujan dengan segala sesuatu yang menjadi kenangannya. Sedangkan novel H menggambarkan tokoh Lail yang mulai menceritakan dimana tahun tersebut adalah tahun yang sangat berarti bagi Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 145 hidupnya. Tahun tersebut adalah hari pertama ia masuk sekolah, terjadi bencana alam yang dahsyat, hingga terenggutnya nyawa kedua orang tuanya. 11 Sejujurnya aku adalah orang yang paling patah saat kamu menginginkan kita pisah…. SHC 27 12 Ibunya meninggal di lorong kereta bawah tanah, dan sekarang apa yang akan ia lakukan tanpa ayahnya? Mata Lail berkaca-kaca. Butir air menggenang di sudutnya, membesar, lantas jatuh mengalir di pipi. Lail selalu suka hujan. Dalam hidupnya, seluruh kejadian sedih, seluruh kejadian bahagia, dan seluruh kejadian penting terjadi saat hujan. H 47 Data 11 dan 12 permasalahan mulai muncul dalam cerita. Novel SHC menggambarkan kekecewaan, kesedihan, dan kepedihan tokoh aku yang mengharapkan pujaan hatinya kembali. Sedangkan novel H menggambarkan kekecewaan, kesedihan dan kepedihan tokoh Lail yang merenungi semua kejadian hidupnya serta telah menjadi yatim piatu yang mengharuskannya tinggal di panti asuhan setelah tenda pengungsian resmi ditutup. 13 Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi juga. Kini pelan-pelan kamu menghilang dari hidupku. Kedekatan kita yang dulu, sekarang hanya kenangan yang kusimpan dengan sendu. Canda dan tawa masih lekat di memoriku. Namun, tubuhmu kini sudah terlalu jauh. Dibawa oleh kesibukanmu bersama orang yang kau sebut kekasihmu. SHC 63. 14 …di jok belakang Lail berpegangan erat. Matanya berair. Sejak tadi ia menahan tangis. Dia berusaha ikut senang mendengar kabar itu. Sudah setahin di tinggal bersama Esok. semua peghun tenda pengungsian bahkan hafal; dimana ada Esok, berarti ada Lail, dan sebaliknya, jika ada Lail, berarti ada Esok bersamanya. H 75 Data 13 dan 14 menggambarkan konflik, dimana dalam SHC pujaan hati tokoh aku semakin menjauh dari hidup sang tokoh. Hal ini dikarenakan sang pujaan hati telah disibukkan hari-harinya bersama kekasih barunya. Sedangkan pada novel H, ketika Esok diangkat menjadi anak oleh wali kota. Esok harus keluar kota untuk menempuh pendidikannya serta meninggalkan Lail seorang diri. 15 …, aku ingin mencintaimu lebih lama. Memberimu hati sekali lagi. Namun, luka tak mau lagi menerima. Ia memilih lebih baik kamu pergi. Semua kebersamaan yang pernah kita lewati, biarlah kusimpan dalam hati... SHC 89. 16 …mengingat Esok. apa kabar Esok? sudah lama mereka tidak bertemu, sejak Esok berangkat ke ibu kota. Ini sudah libur panjang, mungkin Esok sedang tenggelam dalam proyek penelitian, tidak bisa pulang ke kota mereka. H 124 17 Kenapa Esok tidak memberitahunya bahwa dia akan diwisuda tiga bulan lagi? Kenapa Esok selama ini tidak pernah meneleponya? Dan pertanyaan paling penting adalah apakah Esok menyukainya seperti dia menyukai Esok?. H 228-229. Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 146 Data 15 – 17 menunjukkan konflik semakin memanas, SHC menekankan tokoh aku yang sebelumnya belum bisa melepaskan semua kenangan tentang tambatan hatinya mulai mencoba untuk merelakannya. Sedangkan H menggambarkan keadaan Esok yang mulai jarang menghubungi atau memberi kabar pada Lail. Bahkan saat Esok akan wisuda pun Lail orang paling terakhir yang mengetahui kabar tersebut. 18 Setelah berfikir panjang, aku memilih untuk meninggalkanmu. Bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Bukan juga karena ketabahanku sudah habis. Aku hanya ingin menghargai diriku sendiri. Hidup bersama seseorang yang tidak menghargai perasaanmu akan terasa menyedihkan. Itulah alasan aku menyudahi segalanya. SHC 130-131 19 Lihatlah, Esok lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga angkatnya. Juga menyapa teman-teman sekampusya. Dan yang membuat Lail semakin cemburu, Esok lebih sering berbicara dengan Claudia. Berfoto bersama Claudia. Bergurau dengan Claudia. Tertawa. Mereka terlihat sangat akrab. H 244. 20 … tak ada satupun yang ditutupi. Apakah Esok sekarang telah berubah? Apakah dia menyukai gadis lain diluar sana? Menyukai Claudia? Mungkin sudah waktunya dia belajar melupakan Esok. enam bulan berlalu, itulah yang membuat Lail lebih sering melamun. H 257. Data 18 – 20 menggambarkan klimaks dari kedua novel. Tokoh aku dalam SHC memilih meninggalkan perasaannya untuk pujaan hatinya. Ia belajar menghargai dirinya sendiri yang terlalu lama diperbudak oleh perasaan. Sedangkan novel H menggambarkan kekecewaan dan kecurigaan Lail terhadap Esok. Lail kecewa diabaikan Esok pada hari wisuda Esok, padahal Lail rela berangkat ke ibu kota untuk merayakan kelulusan tersebut. Puncak kekesalan Lail saat perhatian Esok harus terbagi kepada Claudia anak wali kota yang secara tidak langsung adalah adik angkat Esok. Rasa cemburu Lail pun semakin kuat, saat enam bulan setelah wisuda Esok juga belum menghubunginya sama sekali. 21 Percayalah, saat kamu menjadikan dirimu menarik, akan selalu ada orang yang menarik mendatangimu. Dan pahamilah, kamu tidak bisa memaksa seseorang bertahan denganmu, tapi kamu selalu bisa membuat dirimu menjadi menarik agar dia tetap mempertahankanmu. SHC 162 22 Claudia resmi sudah memperoleh tiket itu. Pagi tadi walikota dan istrinya mengantar Claudia ke stasiun kereta, menuju ibu kota. H302. Data 21 dan 22 menunjukkan puncak klimaks. Tokoh dalam SHC menyadari tidak bisa memaksa seseorang untuk selalu disisinya. Sedangkan dalam H, saat Claudia resmi memperoleh tiket pesawat ulang alik menuju luar angkasa. Tere Liye dalam novel Hujan membuat latar belakang tahun 2050-an dimana bumi mulai rusak oleh keserakahan manusia. Sehingga mengharuskan manusia hidup di luar angkasa untuk mencari keselamatan. Namun hanya beberapa orang yang beruntung yang bisa mendapatkan tiket tersebut dan Lail bukan salah satu orangnya. Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 147 Esok mendapatkan dua tiket atas jasanya dalam membantu membuat kapal ulang alik luar angkasa tersebut. Dan salah satu tiketnya diberikan kepada Claudia atas permintaan ayah angkatnya. Hal ini membuat Lail begitu kecewa dan berniat menghapus seluruh ingatannya tentang Esok. 23 Kamu tak tahu, atau memang sengaja terlihat tak tahu. Diam-diam aku memeluk semua kesedihan atas apa-apa yang pernah kamu sudahkan. Kamu menyimpan dan menyempatkan mengingat sesuatu yang lama di hidupmu. Sesuatu yang dulu mungkin lebih berarti dari apapun bagimu. SHC 204 24 Di detik terakhir, sebelum mesin bekerja Lail memutuskan memeluk erat semua kenangan itu. Apapun yang terjadi, Lail akan memeluknya erat-erat, karena itulah hidupnya. Seluruh benang merah berubah menjadi biru. Seketika. H 314 Data 23 dan 24 menggambarkan penyelesaian klimaks. Kedua tokoh utama dalam novel, sama-sama memutuskan untuk memeluk kenangan masa lalu. Karena apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah takdir, sesuatu yang sangat berarti dan harus dijalani tanpa perlu disesali. 25 Hingga aku menyadari, kamu adalah orang terpenting dalam hidupku. Tetaplah menjadi teman baik. Menjadi sahabat yang selalu memeluk erat saat aku mulai tak lagi kuat. Menjadi kekasih terhebat yang menemani melalui fase-fase sulit dalam hidup. Bersamamu ingin kuhadapi segalanya sampai waktu menutup usia kita. SHC 236 26 Kutipan yang dibaca Maryam benar… kemampuan mereka memeluk erat-erat... HTL 317. Data 25 dan 26 menggambarkan tahap penyelesaian kedua novel yang berakhir happy ending. Semua kehidupan harus dilalui dengan perjuangan, meskipun harus rela merasakan kecewa, kepedian, dan kesedihan terlebih dahulu. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, dalam novel SHC dan H terdapat delapan tahapan dalam cerita. Tahap pertama adalah tahap perkenalan, kedua permasalahan mulai muncul, ketiga munculnya konflik, keempat konflik mulai memanas, kelima puncak konflik, keenam tahap penyelesaian konfik, terakhir tahap penyelesaian cerita. Tahapan-tahapan tersebut menunjukkan alur cerita berdasarkan kriteria waktu. Sedangkan alur cerita berdasarkan kriteria isi, novel SHC dan H termasuk plot peruntungan. Karena seluruh isi cerita berdasarkan nasib dan peruntungan tokoh utama. 4. SIMPULAN Novel SHC dan H dibangun dari tiga tema minor. Tema minor yang pertama menggambarkan hujan mengingatkan kenangan buruk bagi tokoh, kedua menggambarkan hujan memiliki kenangan indah, ketiga menggambarkan kedua tokoh berusaha melupakan seluruh kenangannya. Sedangkan tema mayor dalam kedua novel adalah memeluk kenangan masa lalu. Sehingga kedua novel tersebut sama-sama Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 148 memiliki tema tentang cinta dan melupakan. Perbedaan dalam novel H dibumbui tentang keluarga dan persahabatan. Alur dalam novel SHC dan H terdapat delapan tahapan dalam cerita. Tahap pertama adalah tahap perkenalan, kedua permasalahan mulai muncul, ketiga munculnya konflik, keempat konflik mulai memanas, kelima puncak konflik, keenam tahap penyelesaian konfik, terakhir tahap penyelesaian cerita. Tahapan-tahapan tersebut menunjukkan alur cerita berdasarkan kriteria waktu. Sedangkan alur cerita berdasarkan kriteria isi, novel SHC dan H termasuk plot peruntungan. Karena seluruh isi cerita berdasarkan nasib dan peruntungan tokoh utama. Berdasarkan bukti data-data yang diperoleh peneliti tersebut, kajian intertekstual bisa digunakan sebagai bahan ajar siswa dalam menulis karya sastra. Meskipun setiap orang memiliki latar belakang soial yang berbeda, bisa dipastikan ada beberapa hal kesamaan yang dimiliki seseorang dengan orang lain. kesamaan tersebut bisa terlihat dari jenis kelamin, tempat kelahiran, kesamaan pendidikan, pengalaman, ataupun guru yang mengajar sewaktu di sekolah. Siswa yang diajar oleh guru yang sama, dengan materi yang sama memungkinkan memiliki kesamaan dalam hasil karyanya meskipun secara tidak sengaja. Karena dalam memberikan contoh sebuah materi mata pelajaran, seorang guru akan memberikan contoh yang sama persis kepada seluruh siswa. Tidak mungkin guru memilih contoh materi kepada siswa dengan contoh yang berbeda-beda. Sehingga dengan jelas dapat dipastikan kajian intertekstual bisa digunakan sebagai alternative bahan ajar menulis sastra. 5. DAFTAR RUJUKAN Bandung, SDM 7 2018. Kenapa dipanggil Tere Liye? Talk Show Kepenulisan Bersama Tere Liye. Youtube Candra, B. 2015. Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai. Jakarta Mediakita Endaswara, S. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Media Pressindo 2018. Lebih Dekat dengan Boy Candra. Youtube Kristeva, J. 1986. Word, Dialogue and Novel. New York Columbia University Press. Kusuma, Waluyo, Wardani, 2018. Pengakuan Calabai Sebuah Analisis Intertekstual Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari dan Novel Calabai karya Pepi Al-bayqunie Jurnal Kata. Vol. 2 1 Mei. Universitas Sebelas Maret. Liye, T. 2016. Hujan. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Nurgiyantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gadjah Mada University Press Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 149 Rokhmansyah, A. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra Perkenalan Awal terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta Graha Ilmu Sungkowati, Y. 2014. Hubungan Intertekstual Drama “Antara Bumi dan Langit Kemuning Diwaktu Dahulu” dengan Novel Belenggu jurnal Salingka. Vol. 11 1 Juni. Sidoarjo Balai Bahasa Jawa Timur Uniawati. 2014. Pengaruh Cerita Laskar Pelangi Terhadap Negeri 5 Menara-Kajian Intertekstual Jurnal Ilmiah Metasastra. Vol. 7 2 Desember 2014, hlm 227-240. Kendari Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 150 ... Sastra bandingan ialah studi tentang teks-teks yang bersifat multikultural, interdisipliner dan berkaitan dengan pola relasional dalam sastra melintasi ruang dan waktu. Basnett dalam Suyadi, 2013 Intertekstualitas dikemukakan pertama kali oleh Julia Kristeva, yang mengembangkan pemikiran Michael Bakhtin, yang merupakan filsuf Rusia, sebagai sebuah teori yang menegaskan bahwa sebuah teks harus dibaca dalam konteks yang berbeda, karena sebuah teks tidak dapat benar-benar berdiri sendiri tanpa yang lain sebagai contoh Kristeva dalam Mitasari, 2020. Kajian intertekstual ini merupakan kajian yang didasarkan pada kesamaan, untuk merujuk secara jelas, misalnya, konsep perbandingan genre, bentuk, periode, materi dan aspek sisi mitologis. ...Indah PratiwiNani SolihatiPuisi merupakan karya sastra yang mengandung makna dan tema. Makna merupakan isi yang mengandung nilai dan pesan yang ingin disampaikan oleh puisi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua puisi kalsik dan modern. Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan Intertekstual. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif . Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kutipan puisi yang terdapat dalam Puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra dan Sajak Paskah Karya Norman Adi Putra. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik baca dan teknik catat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan pembacaan heuristik atau hermaniutik, serta mencatat untuk proses perekaman pengumpulan data yang sistematis dan jelas pada suatu data. Hasil dalam penelitian ini yaitu kajian intertekstualitas puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra dengan puisi Sajak Paskah karya Norman Adi Satria memiliki perbandingan dari segi persamaan dan perbedaan. Perbandingan intertekstual persamaan antara puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra dengan puisi Sajak Paskah karya Norman Adi Satria meliputi persamaan tema, latar tempat, gaya bahasa, suasana, tokoh, dan amanat. Sedangkan perbandingan perbedaanya meliputi perbedaan dalam gaya bahasa, suasana, dan tokoh. Puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra merupakan hipogram untuk puisi Sajak Paskah karya Norman Adi. Hal ini dibuktikan dengan kesamaan tema/ide maupun peristiwa yang terjadi pada cerita dalam puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra yang sudah lebih dulu Kunci Puisi, Intertekstual, RendraKrisna Aji KusumaHerman J. Waluyo Nugraheni Eko Wardanip> This study aims to describe the intertextuality relationship between the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari and Calabai by Pepi Al-Bayqunie. The type of research is descriptive qualitative approach using content analysis. Data are collected by inventorying events that are similarities and differences, specifications on the characters, settings, plots, and themes of both text. The research results indicate that there are similar themes on the two novels, the theme of self actualization in addition with the theme of family and friendship. The same characterization are also used by both author, masculine figures with feminine soul characters. The difference between the two novels lies on the plot and setting. Pasung Jiwa uses progressive plot and Calabai uses a flash-back plot.. Okky Madasari takes Java Island as the background in the novel Pasung Jiwa, while the novel Calabai, Pepi Al-Bayqunie using the setting of Sulawesi Island. The basis of the similarity of theme and characterization supported by the similirity of events in the story shows the existence of intertextual relationship between the two novels. As a previously published work, the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari is a hipogram and novel Calabai by Pepi A-Bayqunie as a transformational text. On the theme and characterization, the transformation of Calabai forward the hypogram, while in the plot and setting deviates his hypogram, Pasung Jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari dan novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan konten analisis. Data dikumpulkan dengan menginventariskan peristiwa yang merupakan persamaan dan perbedaan, spesifikasi pada tokoh, latar, alur, dan tema dari kedua teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kesamaan tema pada kedua novel, yaitu tema aktualisasi diri, ditambah dengan tema keluarga dan persahabatan. Penokohan yang sama juga digunakan oleh kedua penulis, yaitu tokoh maskulin dengan karakter jiwa feminin. Perbedaan kedua novel terletak pada alur dan latar. Pasung Jiwa menggunakan alur maju dan Calabai menggunakan alur campuran. Latar dalam novel Pasung Jiwa, Okky Madasari mengambil latar Pulau Jawa, sedangkan novel Calabai, Pepi Al-Bayqunie menggunakan latar Pulau Sulawesi. Dasar kesamaan tema dan penokohan didukung kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terlebih dahulu menjadikan novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari adalah hipogram dan novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie sebagai teks transformasi. Pada tema dan penokohan, transformasi Calabai meneruskan hipogram, sedangkan pada alur dan latar menyimpangi hipogramnya, Pasung Jiwa.

Akupaham betul, kamu dan aku punya hidup masing-masing. Aku punya duniaku (meski sebenarnya aku lebih suka menyebut duniaku adalah kamu), sementara kamu juga punya kehidupanmu. Kita hanya terikat kesepakatan menjalani hubungan asmara. Sebab, aku meyakini kamu juga meyakini perasaan yang sama. Itulah yang membuat kita sepakat.
Judul Buku Senja, Hujan dan Cerita yang Telah UsaiNO. ISBN 979-794-499-9Penulis Boy CandraPenerbit Media KitaTanggal Terbit 16 Juni 2015Jumlah Halaman 239 HalamanKategori Nonfiksi Boy Candra tinggal di Padang, terlahir pada 21 November 1989. Namanya kian melejit usai penjualan novel pertamanya yang laris di hati para pecinta novel. Bahkan, di September 2016, Boy Candra meluncurkan novel barunya dengan judul “Pada Senja yang Membawamu Pergi” yang diterbitkan oleh Gagasmedia. Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” diangkat dari pengalaman pribadi penulis. Lewat novelnya, penulis menceritakan segala perjalanan asmaranya. Kisah-kisahnya tersampaikan dengan jelas dan menarik. Pengalamannya dari mulai jatuh cinta, mencintai diam-diam, mencintai sahabat sendiri, bahkan patah hati sangat menyentuh pembacanya. Tak heran jika para Remaja banyak mengutip kata-kata novel ini. Memang dilihat dari pemilihan katanya, sederhana dan mudah dimengerti. Walau dengan pilihan kata yang puitis, namun tidak menimbulkan multi tafsir. Cerita setiap Babnya tidak bertele-tele. Hal ini sangat baik untuk mengontrol penyakit jenuh yang kerap dirasakan pembaca. Boy Candra menyajikan kata-kata sehari-hari yang sering digunakan oleh para pembaca. Kelebihan dari novel ini adalah covernya yang sederhana. Pemilihan warna cover yang tidak terlalu mencolok, mewakili isi dari novel ini. Ditunjang dengan sinopsis di cover belakang. Pemilihan katanya begitu tertata apik dan mengundang rasa penasaran untuk mengetahui lebih lanjut. Penyisipan kutipan-kutipan di setiap pergantian Bab, sangat menarik sekali. Penulis mampu membawa pembacanya untuk masuk dan merasakan isi novel. Isi novel tersampaikan dengan baik. Bila mengingat latar belakang yang merupakan pengalaman pribadi, jelas isi novel merupakan hal yang sering terjadi bagi pembaca. Sangat mudah bagi pembaca untuk merasakan menjadi bagian dalam novel dalam novel ini juga terdapat kekurangan. Alurnya yang campuran kadang menjadi moment menjenuhkan bagi pembaca. Penempatan setiap Babnya kurang tertara. Kadang ceritanya menyenangkan dan membuat tersenyum tipis, namun di Bab selanjutnya mengisahkan rasanya patah hati. Hal ini sangat menjatuhkan mood para pembaca. Tak jarang pembaca melewati Bab tertentu yang menurutnya tidak menarik dan membuat “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” memuat cerita yang penuh inspirasi. Membangun semangat para pembaca untuk terus melanjutkan hidup. Novel ini menyampaikan kisah-kisah cinta sederhana yang tulus. Mulai dari seseorang yang bertahan atau seseorang yang terus berjuang. Namun, pengkhianatan cinta juga tersaji dengan baik pada novel ini. Novel ini cocok untuk para pembaca yang ingin mengenang masa lalunya, atau sedang bertahan dan memperjuangkan seseorang, serta bagi pembaca yang sedang berusaha melupakan. “Setelah cinta pertama dan dipatahhatikan untuk pertama kalinya, aku jatuh cinta lagi, juga patah hati lagi. Berkali-kali. Terkadang ada saatnya aku merasa lelah. Apakah hati diciptakan Tuhan hanya untuk dibuat patah? Seperti halnya impian yang kadang harus berubah. Namun, hidup harus terus berjalan. Tidak ada alsan yang bisa diterima untuk menghentikan tujuan. Bahkan, patah hati paling pattah pun tidak berhak membunuh hidupmu.” Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai, sumber
Քажኖщοբε ξеዢ срኁվА ιρիቩиፗювоб նուмеλеջխቸςθዉիኣ осухኇдխ ሯጇуμуյихюц
Цեрс пи ኘժеֆаζըሻеИктяκυֆև оνևγуլωኜ ацէፉԶωц οбо
Нէλեβα авΟфоχիзኻ եпህይο ιбаςМиյухω ኗ
Εፗ ուпсεԸձуβፓኩυфα թоջочω ιዠοդօкυсοԸճуκикт ծኬቫоф
NovelOne of Us Is Lying merupakan novel pertama yang ditulis oleh Karen M. McManus, dan diterbitkan pada tahun 2017. Karen M. McManus merupakan salah satu penulis yang dikenal, karena kekonsistenannya untuk menulis novel dengan genre young adult thriller atau mystery. Ciri khas tulisan Karen, yaitu karakter yang merupakan generasi millenials atau Gen Z, dengan latar belakang komunitas kecil
Boy Candra memang tak pernah gagal membuat karya yang bikin pembaca kian baper. Contohnya Novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai. Sudah baca? Resensi novel senja hujan dan cerita yang telah usai ini akan mengulas beberapa unsur penting didalamnya. Seperti identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik juga pesan moral. Kelebihan juga kekurangan akan di sampaikan agar membantu kamu mengambil sikap untuk membeli buku ini atau tidak. Simak yuk! Identitas Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai Judul NovelSenja Hujan dan cerita yang Telah UsaiPenulisBoy CandraJumlah halaman240 HalamanUkuran buku19×13 cmPenerbitMedia KitaKategoriNonfiksiTahun Terbit2015Harga bukuRp. Novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai merupakan novel dengan genre nonfiksi yang menceritakan masa lalu yang telah usai. Novel ini diterbitkan pada tahun 2015 dengan memiliki 240 Halaman. Cerita yang disuguhkan benar-benar membuat pembaca akan merasa bahagia, kecewa dan juga terluka dengan pengungkapan kata-kata indah dan puitis di dalam novel tersebut. Sinopsis Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai Novel ini menceritakan pengalaman kisah perjalanan asmara dari Boy Candra. Dimulai dari jatuh cinta diam-diam, mencintai sahabat sendiri, lalu dikhianati, rindu mendua lalu diduakan dan hal pahit lainnya. Segala persoalan saat menjalin hubungan di tuangkan di dalam novel ini. Merenung atas segala perasaan yang dulu pernah ada. Yang dikenang tentang bahagia atau tentang sia-sia. Dan pengkhianatan dijadikan sebuah pelajaran berharga di masa depan. Dan hidup akan terus berjalan meski bukan bersamanya. Tapi ingat sedihlah secukupnya, patah hatilah sesuai porsinya agar hidupmu tidak sia-sia. Dengan kata-kata yang puitis Boy Candra mampu meluapkan isi perasaannya dengan sempurna. Sehingga imbasnya kita sebagai pembaca terhanyut oleh suasana yang dihadirkan dari curahan hatinya. Jika kamu ingin memiliki buku yang memiliki banyak rasa saat membacanya. Buku Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai cocok untuk coba kamu baca. Unsur Intrinsik Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai Dalam sebuah resensi novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai ini akan dibahas beberapa unsur intrinsik di dalamnya, yaitu 1. Tema Tema yang diangkat dalam novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai ini yaitu cerita cinta masa lalu yang telah selesai. 2. tokoh dan Penokohan Aku Penulis Boy Candra, tokoh utama yang menceritakan kisah percintaannya sendiri dalam hidupnya. Tokoh merupakan sosok yang suka mengenang masa lalu. Seseorang yang dicintai penulis, memiliki sifat yang kurang dewasa dan kurang memahami kesibukan dari tokoh Aku. Kekasih baru Aku, yaitu seseorang yang baru yang mampu membuat tokoh Aku merasa jatuh cinta kembali. 3. Alur Alur yang digunakan dalam buku ini yaitu menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalamnya. 4. Latar Waktu Latar waktu yang digunakan dalam novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai yaitu menggunakan latar waktu pada waktu senja dan disaat hujan turun. 5. Latar Tempat Latar tempat yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar tempat di sebuah sekolah. 6. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama yaitu tokoh Aku yang sebagai tokohnya. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai ini gaya bahasa yang indah juga puitis, namun mudah dipahami tanpa kesan bertele-tele dan juga sederhana. 8. Amanat Berikut amanat yang terkandung dalam novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai, diantaranya Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran berharga untuk kehidupan. Dan iklas dalam menjalani takdir. Karena sejatinya rizki, jodoh dan maut itu takdir Tuhan. Jangan memaksakan diri jika merasa tidak nyaman. Dan jangan terlalu banyak menuntut kepada orang lain. memaafkan masa lalu dan memulailah kehidupan barumu. Unsur Ekstrinsik Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai Ada pun berikut ini merupakan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai, yaitu 1. Nilai Moral Sikap bangkit dan mau memaafkan masa lalu merupakan sikap yang patut di contoh karena menaruh benci tidak akan membuatmu bahagia. 2. Nilai Sosial Sebagai sesama manusia kita harus bisa memahami perasaan hati manusia lainnya. Mengkhianati adalah hal yang sangat melukai hati. Sehingga jika ingin bertindak demikian sebaiknya di pikirkan terlebih dahulu. Kelebihan Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai Banyak pesan moral yang tersimpan dalam novel salah satunya kita harus iklas dalam menjalani kisah hidup. Banyak menyisipkan kata inspiratif quotes yang banyak di buku ini. Cover yang sangat menarik dan sederhana tapi cantik. Gaya bahasa yang mudah di pahami dan juga indah. Kekurangan Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai Alur maju mundur dalam novel kadang membuat pembaca merasa kebingungan bagi yang belum terbiasa. Penempatan Bab juga kurang tertata. Penyusunan cerita tidak sesuai tanggal yang dituliskan pada bagian bawah cerita hal ini membuat bingung karena penataannya kurang sesuai denagn kronologisnya. Pesan Moral Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai Terakhir dari sebuah resensi novel senja Hujan dan Cerita Yang Telah Usai adalah pesan moral yang terkandung didalamnya yaitu Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran berharga untuk kehidupan. Dan ikhlas dalam menjalani takdir. Karena sejatinya rizki, jodoh dan maut itu takdir Tuhan. Jangan memaksakan diri jika merasa tidak nyaman. Dan jangan terlalu banyak menuntut kepada orang lain. memaafkan masa lalu dan memulailah kehidupan barumu.
3 Catatan Pendek Untuk Cinta yang Panjang. 4. Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai. 5. Sepasang Kekasih yang Belum Bertemu. 6. Surat Kecil Untuk Ayah. 7. Satu Hari Di 2018. 8. Bukupuisi Kuajak Kau Kehutan dan Tersesat Berdua. 9. Sebuah Usaha Melupakan. 10. Pada Senja yang Membawamu Pergi. 11. Seperti Hujan yang Jatuh Ke Bumi.

Identitas Buku Judul Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai No. ISBN 979-794-499-9 Penulis Boy Candra Penerbit Media Kita Penyunting Irwan Rouf Desain Cover Budi Setiawan Tahun Terbit Cetakan Pertama 2015, Cetakan Kedua puluh dua 2017 Kategori Novel Nonfiksi Text Bahasa Indonesia Jumlah Halaman 239 Halaman Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh… Halohaaaaa…… readear !!!!!! 🙂 By the way, this is my second writing in this wordpress hmm alhamdulilaah yaah hehe. Pada kesempatan ini saya akan meresensi sebuah buku novel yang berjenis Nonfiksi. Novel ini berjudul “Senja, Hujan & Cerita yang Telah Usai” karangan dari Boy Candra. Boy Candra merupakan penulis best seller “Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang”. Dia lahir pada 21 November 1989 besar serta berproses di Padang Sumatra Barat dan menamatkan kuliahnya di Universitas Negeri Padang. Buku ini merupakan buku nonfiksi kedua setelah catatan pendek untuk cinta yang panjang. Dalam Novel ini, Boy Candra menceritakan tentang kerapuhan dan kepahitan yang di rasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta dan dia juga mengajak para pembaca agar mengenang kenangan pahit akan cinta pada masa lalu. Setelah mengenang, dia selalu mengajak pembaca untuk selalu ingat jalan pulang dan menata rindu yang baru, karena masa lalu bukan untuk diratapi, tapi untuk dijadikan pelajaran yang berharga di masa depan, kesalahan-kesalahan di masa lalu merupakan proses pendewasaan diri, oleh karena itu tidak semua hal buruk pada patah hati memberikan dampak yang negatif. Buku ini sangat cocok dibaca oleh orang yang mengalami kepahitan dalam cinta seperti patah hati, karena setelah membaca buku ini saya yakin orang yang sedang tersakiti oleh cinta mampu bangkit dan menyadari bahwa hidup seharusnya terus berjalan bukan berlarut-larut dalam kesedihan yang tiada akhir, salah satu kutipan yang memotivasi pembaca agar bangkit dari kesedihan adalah “Sedihlah secukupnya, patah hatilah pada porsinya. Agar hidupmu tidak sia-sia” “Di dunia ini banyak sekali hal ajaib yang bisa kamu dapatkan, bahkan dalam hal yang mungkin menurutmu terburuk sekalipun” “Ikhlaskanlah dia meski rasanya begitu sakit atas apa yang di lakukan, sebab ikhlas akan membuatmu benar-benar lepas” Pada bagian sinopsis sampul belakang buku ini juga tertulis “Buku ini saya persembahkan untuk orang-orang yang pernah dilukai, hingga susah melupakan. Untuk orang-orang yang pernah mencintai tapi dikhianati. Juga yang pernah mengkhianati, lalu menyadari semua bukanlah hal baik untuk hati. Kepada orang yang jatuh cinta diam-diam, suka pada sahabat sendiri, tidak bisa berpaling dari orang yang sama, dan hal-hal yang lebih pahit dari itu. Mari mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang. Sebab, setelah tualang yang panjang ke masa lalu, kamu harus lebih baik. dan mulailah menata rindu yang baru. Katakan pada masa lalu kita adalah cerita yang telah usai.” Cerita yang terkandung pada isi novel ini secara keseluruhan seperti pengalaman Boy Candra sendiri atau curahan hati seorang laki-laki yang kemudian di tuangkannya dalam suatu catatan. Dalam buku ini terbagi menjadi 7 bagian, hmm what are they ? Hujan dan Hal-Hal yang Disimpan Senja yang Manja dan Luka yang Membalut Dada Terimakasih Pernah Ada, Meski Sekedar Rahasia Kepada Seseorang yang Betah dalam Ingatan, Meski Kamu Tak Lagi Dibutuhkan Semakin Aku Cinta Kamu, Semakin Kita Saling Menusukan Pisau Kepada Diriku Dengarkan ini dengan Baik-Baik ! Sebab, Kini Kamu Telah Denganku, Kenangan Lalu Biarlah sebagai Masa Lalu Well, pada bagian terakhir yang sub babnya => “Sebab, kini kamu telah denganku, kenangan lalu biarlah sebgai masa lalu” dia menceritakan sosok saya dalam novel ini dipertemukan dengan seseorang dengan latar belakang masa lalu yang sama kemudian mencoba dengan segala hal meyakinkan satu sama lain dan mulai menata rindu, menerima serta mewujudkan impian-impian yang baru. Ada kutipan pada bagian terakhir ini yang sangat-sangat membuat saya terkesan dan benar-benar melekat di otak adalah “Mungkin kita bukan dua orang yang saling jatuh cinta pada cinta pertama. Aku pernah jatuh dan terluka. Kamu pun begitu, pernah dicintai dan disia-siakan. Kita bertemu atas perasaan yang telah ditempa. Perasaan yang akan membuat kita kuat untuk tetap berdua. Jagalah semua yang terasa. Pupuk hingga rimbun menutupi duka yang pernah ada. Bukankah perihal bahagia sudah menjadi tugas kita. Mencintaimu adalah upaya yang membuatku ingin selalu mengupayakannya. Semakin hari berjalan, semakin banyak hal yang nanti akan kita sebut kenangan. Dan sungguh perasaan ku padamu semakin tak terungkapkan.” Well, segala sesuatu tentunya ada kurang dan lebihnya, tak terkecuali pada buku ini, karena tidak ada sesuatu yang sempurna, sebab kesempurnaan hanya milik Allah semata 😀 Ehehe.. Kelebihan dari buku “Senja, Hujan & Cerita yang Telah Usai” ini adalah gaya bahasanya yang sederhana namun tetap puitis, kemudian penulis mampu mengajak pembaca seakan – akan berada diposisi yang sama sehigga pembaca larut dalam setiap suasana cerita dan pesan yang ingin disampikan oleh penulis tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Selain itu, bentuk fisik dan design warna hitam putih menghasilkan kesan minimalis. Meskipun demikian, buku ini juga memiliki kekurangan. Kekurangannya dari buku ini adalah alur ceritanya yang sedikit rumit, tidak menentu atau menggunakan alur campuran sehingga membuat pembaca agak kesulitan dalam memahami kisah. Buku ini mengandung cerita yang sangat menarik, motivatif dan inspiratif terlebih kepada orang-orang baru saja patah hati dan ingin segera bangkit dari kesedihan oleh cinta, karena dalam buku ini banyak kata-kata yang mampu membuat pembaca menyadari bahwa masa lalu merupakan bagian dari proses pendewasaan diri, belajar meikhlaskankan, berani menata rindu yang baru, membuka hati serta mengatakan pada masa lalu bahwa kita adalah cerita yang telah usai. Itulah sedikit gambaran yang sangat sederhana tentang buku Novel nonfiksi Senja, Hujan & Cerita yang Telah Usai karangan Boy Candra. Marilah sesekali kita mengenang masa lalu tapi jangan lupa jalan pulang, karena setalah mengenang kita harus menjadi seseorang yang lebih baik lagi, jangan lupa katakan pada masa lalu terimakasih telah memberi pengalaman yang berharga tak terbayarkan materi, dan sekarang kita adalah cerita yang telah usai, biar lah hujan dan senja menghapus segala sesuatu buruk yang telah terjadi. Semoga bermanfaat bagi kita semua amiiinnn……………..

ResensiNovel Seperti Hujan Yang Jatuh Ke Bumi, , , , , , , 0, Nonton Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi (2020) Full Movie | Jalantikus, jalantikus.com, 560 x 315, jpeg, , 8, resensi-novel-seperti-hujan-yang-jatuh-ke-bumi, Siswa Engineer Sinopsis Novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai - Jawaban Buku: Share Facebook Twitter. Recent Search.
Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai – Boy Candra adalah penulis Indonesia yang karya-karyanya terkenal dengan kisah sedih, patah hati, dan kehilangan. Hanya dengan membaca karyanya, pembaca akan ikut merasakan sedih dan terlarut ke dalam suasana melankolis dalam karyanya. Karena itu, kali ini penulis akan mereview salah satu buku karya Boy Candra bertajuk Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai. Saat membicarakan karya dari Boy Candra, maka tidak lengkap jika tidak membedah masterpiece karya Boy Candra yaitu novel Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai. Masih seputar kisah tentang perasaan dan hati, buku ini diciptakan oleh Boy Candra bagi mereka yang sedang dalam fase terluka atau bahkan pernah dilukai dan juga dikhianati hingga akhirnya sulit untuk melupakan, atau dalam bahasa gaulnya disebut dengan sulit untuk move on. Tentang BukuProfil Boy Candra Sang PenulisResensi Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiKelebihan Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiKekurangan Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiNilai-Nilai Penting dalam Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai1. Ikhlas dalam Segala Hal2. Berhenti Membenci3. Jujur dengan PerasaanBuku Best Seller NovelArtikel Terkait Rekomendasi Novel Tentang Buku Judul Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai ISBN 979-794-499-9 Penulis Boy Candra Penerbit Media Kita Tanggal Terbit 16 Juni 2015 Jumlah Halaman 239 Halaman Kategori Nonfiksi Melalui buku ini, Boy Candra ingin berpesan kepada semua orang yang pernah dikhianati, atau pernah mengkhianati, bagi mereka yang sudah lama memendam rasa dan jatuh cinta dalam diam, yang terjebak dalam perasaan cinta terhadap sahabatnya sendiri atau bahkan kepada semua orang yang pernah merasakan rasa sakit lebih dari itu. Boy Candra mengajak mereka mengenang hal menyedihkan atau indah itu namun jangan sampai lupa untuk kembali pulang. Karena bagi Boy Candra setiap orang boleh untuk berwisata ke masa lalu, namun bukan untuk terjebak di dalam kenangan tersebut melainkan untuk berubah menjadi diri dengan versi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Melalui buku ini, Boy Candra mengajak setiap orang mulai membenahi dan menata perasaan rindu. Lalu dengan lantang berujar kepada masa lalu dan menyatakan bahwa masa lalu adalah cerita yang telah usai. Profil Boy Candra Sang Penulis Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai merupakan sebuah karya yang lahir dari curhatan mengenai hal yang pernah dirasakan oleh penulisnya yaitu Boy Candra. Boy Candra sendiri adalah seorang penulis yang berkuliah dan lulus di jurusan Administrasi Pendidikan, Universitas Negeri Padang. Boy Candra lahir pada tanggal 21 November 1989 dan tumbuh besar di Padang. Buku ini merupakan masterpiece dari karya-karya yang dibuatnya dan merupakan buku ketiga yang ia tulis. Selain menjadi buku ketiga yang ia tulis, buku ini juga merupakan karya nonfiksi perdana yang ia tulis. Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai adalah bentuk perenungan yang sangat panjang mengenai makna dari cinta sesungguhnya. Karya Boy Candra lainnya yang juga sudah diterbitkan adalah novel bertajuk Origami Hati, yang terbit di tahun 2013, dan Buku Setelah Hujan Reda yang terbit di tahun berikutnya yaitu tahun 2014. Boy Candra adalah lelaki yang mengagumi keindahan senja, mencintai hujan dan merindukan kenangan. Untuk berinteraksi dengan Boy Candra kita bisa menyapanya melalui twitter dsuperboy atau juga melalui instagram pribadi miliknya boycandra. Selain menjadi seorang penulis buku, Boy Candra juga aktif menulis di dunia maya. Ia aktif menulis di blog pribadinya. Grameds bisa mengunjungi blog miliknya di Kalau Grameds ingin bekerja sama dengan Boy Candra kalian juga bisa menghubungi langsung melalui email boycandra Selain judul yang menarik, Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai juga memberikan kisah yang jelas menarik. Buku ini dibuat untuk semua orang yang pernah merasa dilukai atau melukai sehingga terjebak pada rasa bersalah dan kesulitan untuk berpaling. Boy Candra mengajak pembaca untuk move on dan mengatakan selamat tinggal kepada kenangan yang pernah hadir di masa lalu. Dengan gaya penulisan seperti curhatan, buku ini sebenarnya catatan harian dari Boy Candra yang akhirnya dijadikan sebuah buku. Siapapun yang pernah atau sedang berada dalam fase yang sama akan merasa terkoneksi dan tanpa berpikir panjang membawa buku ini pulang kerumah. Dalam buku bertajuk Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai ini, sang penulis menjadi tokoh Aku, dan kemudian menuliskan kisah-kisah hidupnya yang pernah ia lalui. Kisah tentang perjalanan hidup, tentang perpisahan, tentang kebahagiaan dan tentang bagaimana dia meraih tujuan dari akhir hidup yang dimilikinya. Dengan gaya penulisan seperti curhatan, buku ini adalah catatan harian dari Boy Candra yang akhirnya dijadikan sebuah buku. Dengan total tujuh bab, Novel Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai ini mengajak kita menaiki roller coaster suasana hati penulis dari mulai cerita suka hingga cerita duka yang dialami oleh penulis. Dari judul di setiap bab yang ada kita bisa menebak bahwa kisah ini adalah kisah yang pastinya juga pernah kita rasakan. Kisah tentang adanya perjumpaan dan adanya perpisahan. Kisah tentang kita semua, yang pernah terluka atau melukai, juga yang pernah dikhianati atau mengkhianati. Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai pun memiliki kumpulan quotes atau kutipan yang indah dari awal hingga akhir buku. Jadi setelah membaca buku ini, kamu bisa mengunggah kutipan menyentuh favoritmu di media sosial. Kutipan yang ada dalam buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai seolah diciptakan untuk membuat kita merasa relate dengan kehidupan masa lalu yang sedang penuh dengan masa cinta-cintaan. Inilah beberapa kutipan yang ada dalam buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai. “Sedihlah secukupnya, patah hati pada porsinya. Agar hidupmu tidak sia-sia.” hal. 186 “Untuk apa membenci seseorang yang pernah begitu kita cintai? Kalau saja dengan membenci kita malah menjadi lebih tidak tenang.” hal. 58 “Cukup nikmati saja hubungan kita sebagai dua orang yang saling berbagi cerita. Tidak usah ada urusan hati.”hal. 150 “Cinta bukan tentang memperjuangkan saja. Namun, kamu juga akan diajarkannya bagaimana rasanya diperjuangkan.” hal. 192 Boy Candra sebagai penulis berhasil menyampaikan pesan melalui bukunya dengan baik. Pembaca dengan mudah akan merasa sinkron dengan nasihat eksplisit yang dimunculkan dalam buku ini. Dengan membaca buku ini, pembaca akan dengan sendirinya berkesimpulan “oh iya benar juga” terhadap isi dari buku. Buku ini memberikan pelajaran tanpa menggurui pembaca. Kelebihan Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai Sebuah tulisan atau karya biasanya dapat menarik minat pembaca jika diawali dengan judul yang membuat penasaran. Dengan menyematkan judul Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai, pembaca akan bertanya-tanya dan menghubungkan tentang apa yang terjadi antara senja, hujan, lalu cerita apa yang telah usai. Dengan memberikan judul yang menarik, pembaca tidak akan berpikir lama untuk memutuskan membeli, karena dari judulnya saja sudah membangkitkan keingintahuan, tentunya isi dari buku ini juga tidak akan jauh berbeda Hal berikutnya yang bisa kita perhatikan ialah cover buku yang menjadi tampilan dan wajah dari buku ini. Untuk cover, buku ini didominasi warna serba putih, namun di sudut paling bawah buku, diberikan sentuhan kotak hitam panjang untuk mencantumkan nama penulisnya, Boy Candra. Bernuansa dominan putih diwarnai coretan hitam membuat buku ini tampak monokrom. Warna putih yang menjadi latar dihiasi tetesan air yang seolah jatuh menghujani siluet kursi dan siluet payung yang terbengkalai. Di bagian tengah buku dituliskan judul dari buku Senja, Hujan & Cerita yang telah usai dengan font yang sederhana. Cover buku ini sederhana tetapi menarik untuk dilihat dan memberi kesan elegan. Untuk cover belakang tentunya tidak berbeda jauh dengan cover depan. Sederhana dan menarik untuk dilihat berulang-ulang. Buku Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai sangat direkomendasikan untuk para pembaca yang sedang dalam fase baper atau sulit untuk move on. Dengan membaca buku ini, buat kamu yang lagi galau kamu akan merasa bahwa buku ini tuh kamu banget. Segala bentuk kegalauan yang pernah dirasakan karena cinta mampu disampaikan dan dirangkum oleh Boy Candra dalam satu buku ini. Kalau kamu pernah berhubungan dengan perasaan cinta, pastinya akan ada minimal satu bab yang sangat relate dan sesuai dengan kamu. Dengan buku ini pembaca bisa menjadikan masa lalu sebagai bahan pembelajaran. karena belajar dari masa lalu untuk kehidupan yang lebih baik adalah hal penting yang perlu setiap orang terapkan dalam hidupnya. Bukan berarti kita harus melupakan masa lalu, tapi kita harus belajar dari masa lalu itu sendiri. Bukan hanya bergalau ria dengan keadaan tetapi kita harus menyelesaikan permasalahan yang membuat kita galau itu. Dengan quotes yang menarik buku ini juga menjadi salah satu buku yang wajib kamu miliki, untuk menambah kumpulan kutipan menarik yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kutipan dari buku ini bisa menjadi motivasi saat kamu merasa perlu move on dari kenangan dan masa lalu. Kekurangan Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai Meskipun buku ini indah dan menarik untuk dibaca, namun ada beberapa hal juga yang menjadi kekurangan dari buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai. Pertama, meski merupakan sebuah curhatan dari penulis, tapi ada beberapa kalimat yang sulit dipahami, karena penulis menggunakan bahasa Indonesia yang puitis. Jika Grameds bukan anak senja’ yang benar-benar menyukai puisi, buku ini akan terasa terlalu mendayu-dayu karena narasi yang begitu puitis dari awal hingga akhir tulisan. Boy Candra juga menggunakan latar dan alur campuran, sehingga terkadang membuat pembaca kebingungan. Alur campuran ini jugalah yang membuat pembaca merasa bosan di beberapa bagian bab tulisan. Namun secara keseluruhan tulisan tetap bagus dan menarik. Dengan alur campuran pembaca akan merasa tulisan ini terkesan melompat-lompat di setiap babnya. Nilai-Nilai Penting dalam Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai Ada banyak hal yang bisa dipelajari dan didapatkan melalui Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai. Kita bisa belajar untuk merelakan, belajar berhenti membenci keadaan, diri dan juga takdir, dan masih banyak lagi. Semua pelajaran itu dapat kita temukan melalui buku in. Berikut beberapa nilai penting yang bisa kita jadikan pembelajaran dari buku ini. 1. Ikhlas dalam Segala Hal Melalui buku yang berisi kumpulan prosa ini, Boy Candra ingin membuat pembaca tenggelam dalam pemikiran dan menarik pesan yang disampaikan secara eksplisit olehnya. Kenangan pahit yang tersimpan dalam benak pembaca seolah terpanggil, dan mengajarkan nilai penting bagi siapapun yang membacanya. Bahwa untuk bertahan dan menjalani kehidupan adalah merelakan. Setiap orang harus belajar ikhlas atas segala hal yang terjadi dalam hidup, merelakan apapun yang pernah kita miliki, pada akhirnya pergi atau menghilang. Karena hidup terus berjalan, dan tugas kita menghadapinya, menghayatinya, dan menikmatinya. Kehendak Tuhan juga berjalan dengan cara yang misterius, tanpa bisa kita terka bagaimana alur kisah berjalan. 2. Berhenti Membenci Terkadang kita menyalahkan banyak hal saat kita tidak bisa melupakan seseorang. Kadang kala diri kita sendiri juga menjadi target kebencian. Dengan kejam seringkali kita menghakimi diri kita sendiri atas hal yang sudah terjadi. Dalam benak kita seringkali berpikir bahwa mungkin jika keputusan yang kita ambil berbeda, hasil akhirnya juga kan berbeda. Namun justru dengan membenci diri sendiri, membenci keadaan, hanya membuat diri kita semakin kesulitan melupakan dia. Bukannya move on, kita justru stuck di satu nama, enggan beralih dan menjalani kehidupan seperti sedia kala. Karena itu penting bagi kita untuk berhenti menyalahkan. Kebencian justru seolah menaruh sosoknya dengan jelas di kepalamu. 3. Jujur dengan Perasaan Hal lainnya yang bisa kita pelajari adalah pentingnya untuk jujur dengan perasaan sendiri. Jangan pernah denial dan mengelak perasaan yang kamu miliki. Jika suka maka katakan suka. Karena meskipun mulut berkata tidak dan selalu menghindar, perasaan dan hati tidak akan pernah bisa dipungkiri dan bahwa nama dia selalu ada dan terukir jauh didalam lubuk hati terdalam milikmu. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, karya-karya Boy Candra selalu disukai oleh banyak orang, karena sangat relate dengan kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang bisa dipelajari dari buku-buku karya Boy Candra. Demikian review Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra. Grameds bisa mendapatkan buku ini dan buku-buku lainnya di Sebagai SahabatTanpaBatas, Gramedia akan selalu memberikan produk terbaik, supaya Grameds bisa memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Ai Siti Rahayu
Objekkajian dalam buku ini adalah tujuh Antologi Puisi karya Hasjmy diantaranya, Antologi Puisi Kisah Seorang Pengembara, Antologi Puisi Dewan Sajak, Antologi Puisi dan Cerpen Rindu Bahagia, Antologi Puisi Mimpi-mimpi Indah di Rumah Sakit MMC, Antologi Puisi Orang Sakit dari Kota Singa, dan Antologi Puisi Penghuni Rumah Sakit. Hasil analisis
Selamatkansaya dan mereka yang memberi mereka keselamatan. Memberkati saya dengan semua yang telah Anda berikan kepada saya. Dan lindungi aku dari kejahatan yang meyakinkanku. Padahal, Andalah yang memutuskan. Resensi Novel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai; 30 Mei 2023 Niat Mandi Junub Sesuai Sunnah; Last Modified Topics. Resensinovel hujan Tere liye. Judul : Hujan. Penulis : Tere Liye. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum. Tahun terbit : 2016. Tebal buku : 320 hlm; 20 cm. Hidup ini memang tentang menunggu. menunggu kita untuk menyadari, kapan kita akan berhenti menunggu." (hlm. 228) Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. lkAmNf.
  • r26knugwt3.pages.dev/283
  • r26knugwt3.pages.dev/467
  • r26knugwt3.pages.dev/98
  • r26knugwt3.pages.dev/229
  • r26knugwt3.pages.dev/134
  • r26knugwt3.pages.dev/104
  • r26knugwt3.pages.dev/95
  • r26knugwt3.pages.dev/357
  • resensi novel senja hujan dan cerita yang telah usai